Epidemiologi Spinal Muscular Atrophy
Epidemiologi insiden penyakit spinal muscular atrophy atau SMA bervariasi dari tiap studi, karena sebagian besar penelitian lebih menggunakan gambaran klinis dibandingkan diagnosis secara genetik. Secara umum, insidensi SMA adalah 1 dari 11.000 kelahiran hidup.[3]
Global
Di New York, dilaporkan bahwa prevalensi SMA sebesar 3.6 dari 100.000 kelahiran baru. Angka ini didapatkan dari data skrining baru lahir yang dilakukan selama 1 tahun sejak Oktober 2018. Negara-negara lain yang menerapkan skrining SMA dengan pemeriksaan genetik pada bayi baru lahir termasuk Taiwan dengan data 5.8 per 100.000, Australia dengan data 8.7 per 100.000, dan Jerman dengan data 13.33 per 100.000 kelahiran baru.[7]
Indonesia
Saat ini belum ada data epidemiologi SMA di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas pada penderita SMA bervariasi tergantung pada tipe dan usia penderitanya. Rata-rata lama bertahan hidup pada penderita SMA tipe 0 sekitar 9 hari dan pada tipe 1 sekitar 7 bulan. Pasien SMA dengan tipe 2 memiliki kemungkinan bertahan hidup lebih tinggi, yaitu 74.2% sampai usia 40 tahun dan 61.5% sampai usia 60 tahun. Sementara itu, penderita tipe 3 dan tipe 4 umumnya masih dapat menjalani hidup normal sampai usia 60 tahun.[8]