Diagnosis Amenorrhea Primer
Penegakan diagnosis amenorrhea primer dimulai dengan anamnesis lengkap untuk mengidentifikasi riwayat keluarga, riwayat pubertas, perkembangan seksual sekunder, dan adanya faktor risiko seperti gangguan makan atau olahraga berlebihan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi tanda perkembangan seksual sekunder serta mendeteksi kelainan anatomis seperti himen imperforata atau tanda sindrom genetik.
Investigasi laboratorium mencakup pengukuran kadar hormon seks, tiroid, dan prolaktin untuk mengevaluasi fungsi aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO). Pencitraan seperti ultrasonografi pelvis digunakan untuk menilai struktur uterus dan ovarium, serta kariotipe genetik untuk mendeteksi kelainan kromosom seperti sindrom Turner atau sindrom insensitivitas androgen.[1-5]
Terdapat dua kriteria untuk mendiagnosa amenorrhea primer secara klinis:
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)