Penatalaksanaan Distosia Bahu
Penatalaksanaan distosia bahu yang tepat harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi dan ibu. Terdapat berbagai singkatan untuk mengingat prinsip tata laksana distosia bahu, di antaranya BE CALM, HELPERR, dan ALARMER. Semua singkatan tersebut memiliki prinsip tata laksana yang sama, hanya urutannya yang berbeda, di mana ALARMER lebih direkomendasikan sebagai standar utama penanganan distosia bahu.[1,4,17]
Tidak Boleh Dilakukan pada Distosia Bahu
Yang tidak boleh dilakukan jika diagnosis distosia bahu sudah ditegakkan adalah 4P (pull, push, panic, pivot), yaitu menarik kepala bayi, mendorong fundus, petugas kesehatan panik, dan angulasi (memutar) kepala bayi.[1,2,18]
Tindakan ALARMER
Penatalaksanaan distosia bahu harus dikuasai oleh seluruh tenaga kesehatan terutama tenaga kesehatan yang bertugas di daerah dimana sering terjadi keterbatasan alat dan ruang operasi maupun dokter spesialis obgyn.
ALARMER merupakan singkatan dari ask for help, lift/hyperflex legs, anterior shoulder disimpaction, rotation of the posterior shoulder, manual removal posterior arm, episiotomy, dan roll over onto “all fours”.
Ask for Help
Hal pertama yang harus dilakukan saat menemukan kasus distosia bahu adalah meminta bantuan kepada semua tenaga dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Disarankan untuk segera mempersiapkan ruang operasi yang dilengkapi dengan perlengkapan dan personel untuk kondisi kegawatdaruratan obstetri, untuk persiapan sectio caesarea jika manuver yang dilakukan tidak berhasil.[1-3,18]
Lift atau Hyperflex Legs
Tindakan kedua adalah lift legs atau hyperflex legs, yaitu memposisikan tubuh ibu sejajar dengan tempat tidur tanpa bantal, kemudian fleksikan kedua kaki ibu hingga menyentuh perut ibu (manuver McRoberts). Posisi ini bertujuan untuk menambah diameter anterior-posterior pelvis ibu. Tingkat keberhasilan tindakan ini mencapai 90%, dan memiliki angka komplikasi yang minimal.[1,3,18]
Anterior Shoulder Disimpaction
Tindakan ini umumnya dilakukan bersamaan dengan manuver McRoberts. Tindakan anterior shoulder disimpaction terdiri dari 2 tahap, yaitu:
- Manuver pada abdomen: memberikan tekanan pada suprapubik ibu dengan menggunakan pangkal telapak tangan penolong (manuver Mazzanti)
- Manuver pada vagina: memberikan tekanan pada bahu anterior bayi hingga mendekati dada/skapula bayi dengan menggunakan tangan penolong melalui vagina ibu (manuver Rubin)[1,3,19]
Rotation of the Posterior Shoulder
Pada tahap ini dilakukan manuver yang menyerupai perputaran baut (screw-like maneuver), yang disebut manuver Woods. Manuver ini bertujuan untuk memutar bahu posterior menjadi posisi anterior sambil memberikan tekanan pada bagian anterior dari bahu posterior. Umumnya, dilakukan juga penekanan pada suprapubik ibu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.[1,2,19]
Manual Removal Posterior Arm
Pada umumnya, posisi tangan bayi akan fleksi, di mana posisi ini membutuhkan ruang yang lebih lebar pada jalan lahir. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian lengan atas bayi agar lebih mendekati dada. Namun, manuver ini berisiko menyebabkan fraktur lengan atas bayi.[1,4,5,19]
Episiotomy
Episiotomi dapat dipertimbangkan jika sekiranya memerlukan ruang yang lebih luas untuk melakukan manuver atau melahirkan bayi. Namun, hingga saat ini masih belum ada penelitian yang menyatakan bahwa episiotomi memegang peranan penting dalam penatalaksanaan kasus distosia bahu.[1,19]
Roll Over onto “All Fours”
Manuver internal atau manuver Gaskin ini membuat ibu pada posisi merangkak. Tindakan ini sering digunakan jika manuver McRoberts dan penekanan suprapubik gagal.
Setelah ibu dalam posisi merangkak, dilakukan rotasi internal, yaitu mendorong bagian anterior/posterior dari bahu posterior bayi hingga 180°. Upaya ini akan menghasilkan diameter oblik yang lebih luas. Apabila masih belum berhasil, maka dapat dilakukan pendorongan bahu anterior secara bersamaan.[1-3,19]