Penatalaksanaan Endometritis
Penatalaksanaan endometritis yang utama adalah pemberian antibiotik. Sebagian besar kasus endometritis akan membaik dengan pemberian antibiotik spektrum luas dalam waktu 48-72 jam. Pada kondisi penyebaran infeksi walaupun sudah diterapi dengan antibiotik yang adekuat, tindakan pembedahan seperti histerektomi dapat menjadi pilihan.[3,13]
Endometritis Akut
Tata laksana utama pada kasus endometritis akut yaitu pemberian regimen antibiotik spektrum luas.[13]
Antibiotik
Antibiotik merupakan terapi utama pada endometritis. Pemberian antibiotik spektrum-luas harus segera dimulai pada saat admisi dan tidak ditunda hingga hasil kultur didapatkan. Tata laksana yang segera diberikan begitu diagnosis presumtif ditegakkan dapat mencegah sekuele jangka panjang.[4,13,14]
Regimen antibiotik yang direkomendasikan yaitu:
Clindamycin 900 mg intravena tiap 8 jam, dikombinasikan dengan gentamicin 5 mg/kg intravena tiap 24 jam.
- Cefotetan 2 g intravena 2 kali sehari atau cefoxitin 2 g intravena 4 kali sehari, dikombinasikan dengan doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari
Pada pasien dengan infeksi ringan atau sedang, dapat digunakan regimen alternatif berikut:
Ceftriaxone 250 mg intramuskuler dosis tunggal dan doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari, dengan atau tanpa metronidazole 500 mg per oral 2 kali sehari untuk 2 minggu
- Cefoxitin 2 g intramuskuler dosis tunggal dan probenecid 1 g per oral dosis tunggal, diikuti dengan doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari selama 2 minggu, dengan atau tanpa metronidazole 500 mg per oral 2 kali sehari selama 2 minggu[7]
Rawat Inap
Pasien sebaiknya dirawat inap jika setelah 72 jam diberikan terapi rawat jalan tidak menunjukkan perbaikan. Rawat inap juga dipertimbangkan pada kondisi berikut ini:
- Diagnosis tidak dapat dipastikan
- Indikasi bedah darurat
- Dugaan abses rongga panggul
- Penyakit dinilai akan bertambah parah bila rawat jalan
- Pasien sedang hamil
- Kepatuhan berobat pasien buruk[4,7]
Endometritis Kronis
Terapi endometritis kronis utamanya adalah pemberian antibiotik oral, namun regimen dan pendekatannya memiliki perbedaan dengan endometritis akut.
Antibiotik
Tidak ada regimen antibiotik khusus untuk endometritis kronis, pemberian antibiotik didasarkan pada hasil kultur dan pewarnaan Gram dari aspirasi atau biopsi endometrium diikuti dengan aspirasi endometrium ulang setelah pengobatan selesai.
Pasien dengan infeksi bakteri Gram-negatif dan Gram-positif dapat diberikan ciprofloxacin 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari dan kombinasi amoxicillin klavulanat 2 gram sekali sehari selama 8 hari.
Pasien dengan infeksi Mycoplasma atau Ureaplasma dapat diberikan josamycin 2 gram per hari selama 12 hari. Pada kasus resisten, dapat diberikan minocyclin 200 mg per hari selama 12 hari.[7]
Terapi Pada Partner Seksual
Partner seksual dari pasien yang positif terhadap PMS disarankan untuk ikut memeriksakan diri meskipun tidak ada keluhan. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menjangkau hal ini yaitu strategi expedited partner therapy (EPT). EPT merupakan strategi penekanan dampak buruk dan praktik klinis pengobatan partner seksual dari pasien yang terdiagnosis infeksi chlamydia atau gonorrhea yang tidak dapat atau tidak mungkin mencari pengobatan segera. Terapi antibiotik dapat diberikan pada pasangans eksual pasien tanpa harus diperiksa terlebih dahulu.[11]
Pembedahan
Terapi pembedahan umumnya tidak diperlukan pada endometritis, kecuali jika terdapat sisa jaringan konsepsi dalam rahim atau ada infeksi berat yang tidak berespon terhadap terapi. Jika ada sisa jaringan dalam rahim, bisa dilakukan dilatasi dan kuretase. Sementara itu, histerektomi dipertimbangkan pada pasien dengan infeksi berat yang tidak berespon terhadap terapi.[1,3,4,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani