Diagnosis Kista Dan Abses Kelenjar Bartholin
Diagnosis kista atau abses kelenjar Bartholin dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ginekologis. Pasien bisa mengeluh benjolan di daerah vulva, kadang disertai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman ketika melakukan hubungan seksual. Kista Bartholin dapat pula asimtomatik. Saat pemeriksaan fisik teraba kista di bagian unilateral labia minora posterior, nyeri dan fluktuasi.[5,6,8]
Anamnesis
Pada anamnesis pasien dengan suspek kista atau abses Bartholin, biasanya mengeluh adanya benjolan di daerah vulva, bisa nyeri atau asimtomatik. Kista Bartholin sering bersifat kronis, umumnya tidak menunjukkan gejala akut. Perlu ditanyakan juga apakah nyeri terasa saat beraktivitas, seperti saat berjalan, duduk, berdiri, atau saat berhubungan seksual. Keluhan lain:
- Demam
- Gatal
- Keluar cairan purulenta
- Perdarahan vagina
- Rasa mengganjal
- Faktor yang memperberat
- Riwayat berganti pasangan seksual
- Riwayat penyakit menular seksual
- Riwayat kista atau abses Bartholin sebelumnya[9-11]
Selain itu, penting untuk menanyakan durasi keluhan, dan perlu dipertimbangkan usia pasien, karena keganasan kelenjar Bartholin, walaupun jarang, dapat memiliki presentasi yang sama.[9-11]
Pemeriksaan Fisik
Dengan pemeriksaan fisik dan ginekologis, diagnosis kista atau abses Bartholin dapat ditegakkan. Pada pemeriksaan ginekologis dengan posisi litotomi, kista dapat teraba di bagian unilateral vulva, yaitu pembengkakan di arah jam 4 atau 8 labia minora posterior, teraba nyeri dan fluktuasi.[1,3]
Diagnosis Banding
Berbagai kista dapat timbul pada vulva dan vagina. Kista dapat berasal dari oklusi saluran pilosebasea, saluran sebasea, dan kelenjar keringat apokrin. Walaupun jarang, perlu dipertimbangkan pula keganasan kelenjar Bartholin.[10,13]
Kista Inklusi Epidermal
Kista inklusi epidermal adalah tumor yang paling umum ditemukan pada vulva. Kista ini merupakan hasil dari oklusi saluran pilosebasea atau folikel rambut yang tersumbat. Kista ini dilapisi dengan epitel skuamosa dan mengandung jaringan yang biasanya akan terkelupas. Lesi soliter ini biasanya berukuran kecil dan asimtomatik, Namun dapat terjadi infeksi dan berkembang menjadi abses. Kista inklusi epidermal dapat timbul di semua bagian tubuh dan memiliki ciri khas benjolan hitam di tengah lesi.[15,16]
Kista Skene
Kelenjar Skene, atau kelenjar paraurethral, terletak secara bilateral di kedua sisi meatus uretra. Peradangan kronis pada kelenjar Skene dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran dan menghasilkan dilatasi kistik. Kista skene merupakan kelainan kongenital akibat sisa degenerasi kelenjar parauretra. Kita dapat membedakan kista Bartholin dan kista skene berdasarkan lokasi, dimana kista skene terletak di sekitar uretra. Gejala lain yang sering timbul pada kista skene adalah gangguan berkemih.[17,18]
Kista Gartner
Kista gartner merupakan sisa-sisa ductus mesonefrik sistem Wolffian. Kista ini paling sering ditemukan di anterolateral dari bagian atas vagina. Sebagian besar tidak menimbulkan gejala. Diagnosis pasti kista gartner adalah pemeriksaan histologis, dimana didapatkan sel kuboid atau kolumnar nonciliated nonmucinous.[19,20]
Keganasan Kelenjar Bartholin
Keganasan kelenjar Bartholin merupakan tumor yang tumbuh dengan lambat dengan kecenderungan yang ditandai invasi perineural dan lokal. Sekitar 50% kasus berupa karsinoma sel skuamosa, 50% sisanya dari adenokarsinoma dan karsinoma kistik adenoid. Keganasan kelenjar Bartholin sering terlambat didiagnosis karena sering misdiagnosis dengan kista atau abses Bartholin. Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang dicurigai keganasan.[21,22]
Kriteria diagnosis untuk keganasan kelenjar Bartholin adanya tumor di area kelenjar Bartholin yang secara histologis berasal dari kelenjar Bartholin, terlihat area transisi yang jelas dari sel normal ke sel neoplasma, dan tidak ada tumor primer di tempat lainnya.[21,22]
Selain diagnosis banding diatas, benjolan pada daerah vulva dapat juga dipertimbangkan adanya kelainan sebagai berikut:
Pemeriksaan Penunjang
Jika kista terinfeksi atau pada abses Bartholin, dibutuhkan pemeriksaan kultur jaringan dari hasil swab, untuk mengidentifikasikan jenis bakteri penyebab, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Hasil kultur biasanya dapat dilihat setelah 48 jam kemudian, namun jangan menunda pengobatan antibiotik.[1,3,4]
Kultur Swab
DIlakukan swab pada cairan abses atau daerah sekitar vagina untuk mengidentifikasi bakteri penyebab, sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat.[3,4]
Biopsi
Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan usia diatas 40 tahun atau ketika ada kecurigaan mengarah ke keganasan untuk menyingkirkan karsinoma kelenjar Bartholin.[4,24]
Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) dapat digunakan untuk pemeriksaan kista Bartholin yang besar. Kista asimptomatik juga dapat diketahui melalui pemindaian MRI atau melalui ultrasound high definition.[4,25]