Epidemiologi Kista Dan Abses Kelenjar Bartholin
Data epidemiologi menjelaskan bahwa sebesar 2-3% wanita mengalami kista dan abses Bartholin selama hidupnya. Belum ada data yang menjelaskan kista dan abses Bartholin menyebabkan kematian.
Global
Sebanyak 2 - 3 % wanita di seluruh dunia mengalami kista dan abses Bartholin. Angka kejadian abses Bartholin lebih tinggi dibandingkan kista Bartholin, sebanyak tiga kali lipat. Kista dan abses Bartholin terbanyak terjadi pada usia reproduksi, tetapi dapat terjadi mulai saat pubertas hingga mencapai menopause. Semakin bertambahnya usia, maka insidensinya akan semakin bertambah juga. Kejadian terbanyak terjadi pada usia 20-30 tahun.[3,11,12]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi kejadian kista dan abses Bartholin secara nasional di Indonesia. Sebuah penelitian deskriptif retrospektif yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, periode tahun 2012-2014, melaporkan dari jumlah kunjungan divisi penyakit menular seksual ditemukan 46 pasien kista Bartholin (1,29% dari jumlah kunjungan divisi penyakit menular seksual) dan 25 pasien abses Bartholin (0,7% dari jumlah kunjungan divisi penyakit menular seksual). Pasien terbanyak berusia 25-44 tahun. Pada anamnesis, 65,2% pasien kista dan 80,0% pasien abses Bartholin, mengeluh adanya benjolan. Dari Hasil pemeriksaan fisik, sebesar 39,1% kista dan 44,0% abses Bartholin, berukuran 1-3 cm, memiliki permukaan rata, konsistensi kenyal, dan terdapat tanda radang.[11]
Mortalitas
Tidak ada data yang menjelaskan angka mortalitas akibat kista dan abses Bartholin.