Penatalaksanaan Kista Dan Abses Kelenjar Bartholin
Penatalaksanaan kista Bartholin tergantung dari manifestasi klinis, diperlukan hanya jika lesi menjadi simtomatik atau terinfeksi. Tujuan penatalaksanaan kista Bartholin adalah memelihara dan mengembalikan fungsi kelenjar Bartholin. Pada kista terinfeksi atau abses Bartholin, pemberian antibiotik jangan ditunda menunggu hasil kultur.[3,10,24]
Terapi Farmakologis
Medikasi diberikan tergantung dari manifestasi klinis, dapat diberikan antipiretik atau antinyeri bila ada keluhan. Pengobatan antibiotik diberikan untuk abses Bartholin karena infeksi sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Antibiotik mungkin tidak diperlukan untuk kista yang tidak disertai gejala. Pemberian antibiotik perlu diperhatikan terutama untuk wanita yang memiliki risiko tinggi seperti rekurens, kehamilan, infeksi selulitis dan gonore atau infeksi klamidia yang menyebar luas. Penggunaan antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab yang diketahui dari hasil kultur swab.[3,10,24]
Neisseria Gonorrhoeae
Untuk mencegah resistensi antibiotik pada kasus gonore, maka diberikan pengobatan antibiotik kombinasi, yaitu:
Ceftriaxone 250 mg, IM, dosis tunggal dan azithromycin 1 g, PO, dosis tunggal (pilihan utama)
Cefixime 400 mg, PO, dosis tunggal dan doxycycline 2 x 100 mg, PO, 7 hari
- Cefixime 400 mg, PO, dosis tunggal dan kanamisin 2 g, IM, dosis tunggal[26]
Chlamydia Trachomatis
Pengobatan infeksi klamidia adalah pemberian antibiotik, di antaranya:
- Azithromycin 1 gram, PO, dosis tunggal (pilihan utama)
- Doxycycline 2 x 100 mg, PO, selama 7 hari (pilihan utama)
Erythromycin 4 x 500 mg, PO, selama 7 hari
Ofloxacin 2 x 400 mg, PO, selama 7 hari
Tetracycline 4 x 500 mg, PO, selama 7 hari[27]
Escherichia Coli
Diberikan terapi antibiotik dosis tunggal, di antaranya:
Ciprofloxacin 500 mg, PO, dosis tunggal
- Ofloxacin 400 mg, PO, dosis tunggal
- Cefixime 400 mg, PO, dosis tunggal[28]
Staphylococcus dan Streptococcus
Diberikan terapi antibiotik di antaranya:
- Penisilin G prokain injeksi IM 1,2 juta IU, dosis tunggal
Ampisilin 4 x 500 mg PO, selama 7 hari
Amoksisilin 3 x 500 mg PO, selama 7 hari[29]
Terapi Non Farmakologis
Kista kelenjar Bartholin yang asimptomatik dapat tidak diobati tanpa konsekuensi yang merugikan. Sitz bath direkomendasikan untuk abses yang cenderung pecah secara spontan. Sitz bath dilakukan dengan cara berendam dalam bak berisi air hangat beberapa kali sehari selama 10-15 menit sehingga dapat membantu kista kecil yang terinfeksi pecah dan pus mengalir dengan sendirinya.[4,30]
Insisi dan Drainase
Metode yang sederhana dan cepat pada pasien abses Bartholin adalah insisi dan drainase pada area yang terinfeksi. Namun, metode ini rentan terhadap rekurensi pembentukan kista atau abses.[4,13,14]
Kateter Word
Kateter Word adalah metode yang umum digunakan, lebih konservatif, serta membantu mencegah rekurensi kista dan abses Bartholin. Kateter terdiri dari ujung balon tiup yang diisi dengan larutan saline. Perawatan membutuhkan insisi kecil di daerah yang terinfeksi, kemudian balon kateter Word ditempatkan di dalam kista atau rongga abses. Kateter dibiarkan di dalam selama 4-6 minggu untuk memastikan epitelisasi. Sitz baths direkomendasikan untuk membantu proses penyembuhan. Penggunaan kateter Word tidak disarankan untuk perawatan kista dan abses yang dalam. Kateter Foley dan cincin Jacobi juga merupakan metode fistulisasi yang dapat digunakan.[5,7,8]
Marsupialisasi
Marsupialisasi merupakan metode penatalaksanaan alternatif kista Bartholin, yang memungkinkan metode drainase lebih tidak invasif. Pada teknik marsupialisasi, dilakukan penjepitan kista dan dilanjutkan insisi secara vertikal untuk mengalirkan isi rongga kelenjar. Larutan saline dapat digunakan untuk membersihkan daerah tersebut, dan dilanjutkan dengan eversi dinding kista. Prosedur marsupialisasi tidak boleh dilakukan pada abses Bartholin. Komplikasi seperti hematoma, dispareunia dan infeksi dapat terjadi.[1,4,5]
Laser CO2
Laser CO2 berfungsi sebagai metode dengan keunggulan menghindari kekurangan dari metode sebelumnya, seperti rekurensi, terbentuknya jaringan parut, drainase yang persisten, dan perdarahan terkait prosedur tindakan. Insisi pada kista dibuat dengan laser CO2 dan dinding diuapkan dari dalam.[4,6,9]
Metode lainnya
Metode lain untuk mengobati kista dan abses kelenjar Bartholin di antaranya ablasi menggunakan perak nitrat, aspirasi jarum dengan atau tanpa skleroterapi alkohol, dan eksisi kelenjar. Saat merawat pasien berusia 40 tahun atau lebih, pertimbangan yang cermat harus diambil sehubungan dengan eksisi kelenjar.[3,4,13,17]