Etiologi Kista Ovarium
Etiologi kista ovarium fungsional adalah kista folikuler dan kista luteal yang berasal dari sel-sel fisiologis. Sementara itu, kista patologis dapat berasal dari semua sel dan jaringan ovarium. Namun, sel epitel permukaan (mesotelium) adalah sel yang paling sering berkembang menjadi kista patologis yang bersifat ganas.[1-4]
Kista Folikuler
Kista folikuler merupakan jenis kista ovarium fungsional. Kista jenis ini terjadi akibat stimulasi follicle stimulating hormone (FSH) yang meningkat secara berlebihan atau kurangnya lonjakan luteinizing hormone (LH) pada pertengahan siklus sebelum ovulasi yang menyebabkan kegagalan proses ovulasi. Cairan intrafolikel yang tidak diabsorbsi kembali dapat menyebabkan folikel berlanjut menjadi kista folikuler di dalam ovarium.[1-4]
Kista Luteal
Kista luteal juga merupakan jenis kista ovarium fungsional. Pada fase luteal, kista luteal dapat terjadi akibat pertumbuhan yang berlanjut dari korpus luteum karena kegagalan disolusi jika tidak terjadi kehamilan. Kista luteal dapat juga terbentuk karena perdarahan yang mengisi rongga korpus yang terjadi setelah ovulasi.
Terdapat 2 jenis kista luteal yakni kista granulosa dan kista teka-lutein. Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Kista teka-lutein sering dijumpai pada perempuan dengan penyakit ovarium polikistik, mola hidatidosa, koriokarsinoma, serta terapi hCG dan klomifen sitrat.[1-4]
Kista Neoplastik
Kista neoplastik yang bersifat ganas paling banyak berasal dari sel epitel permukaan (mesotelium), yakni kista adenomakarsinoma epitel ovarium. Kista patologis yang bersifat jinak dapat berupa kistadenoma serosa dan musinosa.[1-4]
Teratoma
Teratoma ovarium berasal dari sel germinal. Kista jenis ini berisi elemen-elemen dari 3 lapisan germinal embrionik yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm.[1-4]
Endometrioma
Endometrioma biasanya berhubungan dengan endometriosis. Kista jenis ini dapat menyebabkan terjadinya dismenore dan dispareunia.[1-4]
Luteoma Kehamilan
Luteoma kehamilan terjadi ketika parenkim ovarium digantikan dengan proliferasi sel stroma terluteinisasi selama kehamilan. Setelah persalinan, massa pada umumnya akan mengecil dan kadar hormon testosterone menurun.[1-4]
Sindrom Ovarium Polikistik
Penyakit ovarium polikistik adalah kista yang berhubungan dengan disfungsi hipotalamus.[1-4]
Faktor Risiko
Faktor risiko terbentuknya kista ovarium adalah faktor usia, pengobatan infertilitas, penggunaan tamoxifen, kehamilan, hipotiroidisme, gonadotropin maternal, merokok, dan ligasi tuba.[1-4]
Faktor Usia
Kista ovarium fungsional dapat terjadi pada segala usia, namun lebih umum terjadi pada usia reproduktif. Kista fungsional jarang terjadi setelah menopause. Kista luteal terjadi setelah ovulasi pada wanita usia reproduktif. Sebagian besar kista neoplastik jinak terjadi saat tahun-tahun reproduktif dengan rentang usia yang luas.[1-4]
Pengobatan Infertilitas
Pasien yang sedang menjalani terapi infertilitas dengan induksi ovulasi menggunakan gonadotropin atau agen lainnya seperti klomifen sitrat atau letrozole dapat mengalami kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.[1-4]
Penggunaan Tamoxifen
Penggunaan tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya menghilang setelah penggunaan dihentikan.[1-4]
Kehamilan
Pada perempuan hamil, kista ovarium dapat terbentuk di trimester kedua ketika kadar hCG memuncak.[1-4]
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme dapat menstimulasi ovarium dan pertumbuhan kista. Hal ini karena adanya kesamaan di antara subunit alfa dari TSH dan hCG.[1-4]
Gonadotropin Maternal
Efek transplasenta dari gonadotropin maternal dapat menyebabkan berkembangnya kista ovarium pada janin dan neonatus.[1-4]
Merokok
Risiko terjadinya kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok.[1-4]
Ligasi tuba
Kista ovarium fungsional terbukti berkaitan dengan sterilisasi dengan cara ligasi tuba.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani