Patofisiologi Kista Ovarium
Patofisiologi kista ovarium melibatkan pertumbuhan abnormal sel-sel ovarium. Pertumbuhan ini dapat dipengaruhi siklus menstruasi dan bersifat fungsional, ataupun diakibatkan oleh mutasi genetik pada sel yang menyebabkan pertumbuhan neoplastik.[1-3]
Kista Fungsional
Rata-rata siklus menstruasi terjadi selama 28 hari, dimulai dengan hari pertama dari perdarahan menstruasi dan diakhiri sehari sebelum periode menstruasi selanjutnya. Paruh pertama dari siklus ini disebut fase folikuler (fase proliferatif) yang terjadi sampai terjadinya ovulasi dan paruh kedua dari siklus ini disebut fase luteal (fase sekretorik) yang berlangsung setelah ovulasi terjadi. Pada fase folikuler dapat terbentuk kista folikuler, sedangkan pada fase luteal dapat terbentuk kista luteal.[1-4]
Kista Folikuler
Pada fase folikuler, stimulasi follicle stimulating hormone (FSH) yang meningkat secara berlebihan atau kurangnya lonjakan luteinizing hormone (LH) pada pertengahan siklus sebelum ovulasi dapat menyebabkan kegagalan proses ovulasi. Cairan intrafolikel yang tidak diabsorbsi kembali dapat menyebabkan folikel berlanjut menjadi kista folikuler di dalam ovarium.[1-4]
Kista Luteal
Sementara itu, pada fase luteal, kista luteal dapat terjadi akibat pertumbuhan yang berlanjut dari korpus luteum karena kegagalan disolusi jika tidak terjadi kehamilan atau kista dapat juga terbentuk karena perdarahan yang mengisi rongga korpus yang terjadi setelah ovulasi. Terdapat 2 jenis kista luteal yakni kista granulosa dan kista teka-lutein.
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium, sedangkan kista teka-lutein merupakan kista yang dapat disebabkan oleh luteinisasi dan hipertrofi lapisan sel teka interna sebagai respon terhadap stimulasi yang berlebihan dari gonadotropin dan hCG. Oleh karena itulah, kista teka-lutein sering dijumpai pada perempuan dengan penyakit ovarium polikistik, mola hidatidosa, koriokarsinoma, serta terapi hCG dan klomifen sitrat.[1-4]
Kista Patologis
Kista patologis muncul melalui pertumbuhan berlebihan dari sel-sel yang ada di dalam ovarium. Kista patologis ini dapat bersifat jinak atau ganas. Kista patologis dapat muncul dari semua tipe sel dan jaringan ovarium.[1-4]
Kista Neoplastik
Sel yang paling sering berkembang menjadi kista patologis yang bersifat ganas adalah sel epitel permukaan (mesotelium) berupa kista adenomakarsinoma epitel ovarium, sedangkan kista patologis yang bersifat jinak dapat berupa kistadenoma serosa dan musinosa.[1-4]
Teratoma
Sel lain yang dapat berkembang menjadi kista patologis adalah sel germinal yang dapat membentuk kista dermoid (teratoma). Teratoma berisi elemen-elemen dari 3 lapisan germinal embrionik yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm.[1-4]
Endometrioma
Endometrioma adalah kista yang berisi darah yang muncul dari endometrium ektopik. Endometrioma ini berhubungan dengan endometriosis, yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore dan dispareunia.[1-4]
Luteoma Kehamilan
Luteoma kehamilan dapat terjadi ketika parenkim ovarium digantikan dengan proliferasi sel stroma terluteinisasi yang mungkin menjadi aktif secara hormonal dengan produksi androgen. Setelah persalinan, massa pada umumnya akan mengecil dan kadar hormon testosterone menurun.[1-4]
Sindrom Ovarium Polikistik
Penyakit ovarium polikistik adalah kista yang berhubungan dengan disfungsi hipotalamus. Ovarium terkadang berisi folikel kistik multiple dengan diameter 2-5 mm.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani