Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Leukorrhea general_alomedika 2022-12-23T10:00:36+07:00 2022-12-23T10:00:36+07:00
Leukorrhea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Leukorrhea

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Leukorrhea merupakan sebuah gejala atau manifestasi klinis dari sebuah penyakit. Diagnosis leukorrhea ditegakkan melalui anamnesis mengenai karakteristik cairan vagina dan gejala penyerta yang timbul, pemeriksaan fisik menggunakan inspekulum, dan pemeriksaan penunjang berupa swab vagina.

Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan menanyakan karakteristik dari cairan yang keluar dari vagina, seperti warna, bau, dan kekentalan, serta gejala penyerta yang timbul. Gejala penyerta antara lain gatal dan nyeri pada daerah vagina, serta ada tidaknya nyeri saat berhubungan.

Warna putih–kekuningan yang tidak berbau dapat menunjukkan kemungkinan dari bakterial vaginosis. Warna putih–kekuningan yang bergumpal seperti keju atau dapat juga berair yang disertai dengan gatal dan nyeri saat berhubungan dan atau kencing dapat menunjukkan kemungkinan adanya infeksi Candida.[4,22] Secara teori, warna duh vagina pada trichomoniasis bervariasi dan berbusa, namun bentuk berbusa hanya ditemukan pada 10% pasien.[14]

Nyeri pada saat berhubungan dapat ditemukan pada infeksi yang menyebabkan peradangan seperti Candidiasis, Klamidiasis dan Trichonomiasis.[2] Nyeri ini juga dapat timbul pada saat berkemih (disuria). Gejala penyerta lain seperti demam juga perlu ditanyakan untuk mengindikasikan apakah kondisi leukorrhea telah menyebabkan komplikasi sistemik atau tidak, dan menjadi red flag untuk penyakit radang panggul.[1]

Riwayat tingkah laku dan kebiasaan, riwayat penyakit dahulu dan pengobatan juga perlu ditanyakan untuk menggali faktor risiko dan menentukan tata laksana dan edukasi berikutnya. Riwayat tersebut antara lain:

  • Riwayat hubungan seksual: jumlah pasangan, kemungkinan pasangannya berhubungan dengan orang lain (untuk menemukan kemungkinan infeksi menular seksual), penggunaan kontrasepsi baik fisik, seperti kondom, maupun oral.
  • Riwayat penggunaan KB hormonal
  • Riwayat diabetes mellitus dan penyakit yang menyebabkan penurunan imunitas
  • Riwayat penggunaan antibiotik
  • Riwayat penggunaan douche vagina[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan ginekologi, inspeksi dilakukan pada daerah genital dan dapat dilakukan inspekulo pada wanita yang sudah menikah. Warna dan bentuk duh dapat terlihat pada inspekulo.

Gambaran dari pemeriksaan fisik dengan inspekulo yang khas dapat ditemukan pada candidiasis dan trichomoniasis. Pada kandidiasis, tampak plak keputihan pada mukosa atau seperti keju yang bergumpal.[1] Pada trichomoniasis, tanda yang khas yang dapat ditemukan pada inspekulo adalah colpitis macularis atau strawberry cervix.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menentukan organisme penyebab leukorrhea adalah swab vagina dan pemeriksaan mikroskopis. Saat melakukan swab vagina, juga dapat sekaligus dilakukan uji pH dan tes Whiff.

Swab Vagina

Triple swab dapat diperiksa dengan pengambilan sampel pada vagina letak tinggi untuk identifikasi bakterial vaginosis, Candida dan Trichomonas. Lokasi apusan berikutnya adalah endoserviks untuk diagnosis gonorrhea dan endoserviks untuk amplifikasi DNA klamidia untuk Chlamydia trachomatis.[1]

Pengukuran kadar keasaman vagina dapat diperiksakan dengan kertas lakmus atau pH meter yang relatif murah dan mudah. Pengukuran ini dapat membedakan bakterial vaginosis (pH > 4.5) dan kandidiasis (pH < 4.5) yang merupakan penyebab paling banyak dari leukorrhea.[1]

  • Pengukuran pH > 5 untuk bakterial vaginosis memiliki sensitifitas 77% dan spesifisitas 35%
  • Pengukuran pH < 4.9 untuk kandidiasis memiliki sensitivitas 71% dan spesifisitas 90%
  • Pengukuran pH > 5.4 untuk trichomoniasis memiliki sensitivitas 92% dan spesifisitas 51%[2]

Pemeriksaan yang spesifik lain terhadap bakterial vaginosis adalah test Whiff dan apus vagina. Test Whiff dapat dilakukan untuk membantu menegakkan bakterial vaginosis dengan cara pemberian kalium hidroksida (KOH) 10% pada sampel dan kemudian tercium bau amis (fishy amine odor). Pada pemeriksaan mikroskopis untuk bakterial vaginosis, dapat ditemukan sel klu (clue cells). Keduanya merupakan bagian dari kriteria Amsel.[2]

Kriteria Amsel untuk bakterial vaginosis (3 dari 4 untuk menegakkan diagnosis):

  • Secret yang tipis dan homogen
  • pH vagina > 4.5
  • Test whiff positif
  • Ditemukan setidaknya 20% sel klu (clue cells) pada pemeriksaan mikroskopik[23]

Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis dengan apus vagina dapat dilakukan untuk menentukan penyebab keputihan, beberapa temuan tersebut antara lain:

  • Adanya sel klu (clue cell) untuk bakterial vaginosis
  • Filamen dengan tunas (budding filaments) dengan KOH 10% untuk kandidiasis
  • Protozoa motil dengan flagella untuk trichomoniasis[2]

Untuk Klamidia, sampel pemeriksaan mikroskopis dapat diambil dari endoserviks, vagina, vulva, rectum maupun urin pertama. Sel inang yang berbentuk skuamo-kolumnar harus dapat tervisualisasi karena klamidia hidup secara intraselular. Teknik pewarnaan yang umum digunakan antara lain dengan Giemsa, imunofluoresens, dan iodin.[7]

Lainnya

Pemeriksaan isolasi dan kultur sel merupakan pemeriksaan definitif untuk infeksi klamidia, namun sulit dan mahal untuk dilakukan. Pemeriksaan imunologi seperti direct fluorescent test (DFA), enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), dan Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan pemeriksaan penunjang alternatif yang dapat digunakan bila memungkinkan.[7]

Pemeriksaan baku standar untuk trichomoniasis adalah kultur. Pemeriksaan lain yang lebih mudah untuk dilakukan adalah pemeriksaan imunologi dengan Teknik ELISA dan PCR.[14] Pemeriksaan NAAT (nucleic acid amplification test) dapat dilakukan karena memiliki korelasi yang tinggi terhadap T. vaginalis.[1]

Referensi

1. Spence D, Melville C. Vaginal discharge. BMJ, 2007;335(7630):1147-1151.
2. Hainer BL, Gibson MV. Vaginitis: diagnosis and treatment. Am Fam Physician, 2011;83(7):807-815
4. Bagnall P, Rizzolo D. Bacterial vaginosis: a practical review. Journal of American Academy of Physician Assistants, 2017;30(12):15-21.
7. Malthora M, Sood S, Mukherjee A, et al. Genital chlamydia trachomatis: an update. Indian J Med Res, 2013;138(3):303-316
14. Schwebke JR, Burgess D. Trichomoniasis. Clin Microbiol Rev, 2004;17(4):794-803
22. Lopez JEM. Candidiasis (vulvovaginal). Clinical evidence, 2015;03:815.
23. Amsel R, Totten PA, Spiegel CA, Chen KC, Eschenbach D, Holmes KK. Nonspecific vaginitis. Diagnostic criteria and microbial and epidemiologic associations. Am J Med. 1983;74(1):14–22

Epidemiologi Leukorrhea
Penatalaksanaan Leukorrhea

Artikel Terkait

  • Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
    Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
    Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
  • Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil
    Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
Andini Innayah
Dibalas 30 Mei 2024, 14:25
Perbedaan dermatitis intertriginosa dengan kandidiasis intertriginosa
Oleh: Andini Innayah
2 Balasan
Selamat malam Dokter-Dokter, Kakak abang dan teman-teman. Izin bertanya, boleh dijelaskan apa yang membedakan Dermatitis Intertriginosa dengan...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2024, 20:03
Bakterial vaginosis dd candidiasis pada ibu hamil trimester 2
Oleh: Anonymous
1 Balasan
malam alo dokter, izin diskusi dok.. ibu hamil trimester 2 mengeluhkan adanya keputihan disertai gatal, dx Bakterial Vaginosis dd candidiasis, diberi vagizol...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.