Penatalaksanaan Mioma Uteri
Penatalaksanaan mioma uteri secara garis besar dibagi menjadi tata laksana obat-obatan secara simptomatis, tata laksana pembedahan dengan miomektomi, dan alternatif nonbedah. Selain itu, tata laksana ekspektan juga sering kali dipilih pada pasien-pasien asimtomatik atau dengan mioma berukuran kecil.[21,24]
Medikamentosa
Penanganan mioma uteri lini pertama biasanya terbatas pada tata laksana obat-obatan karena gejala yang biasanya ringan. Penanganan harus dibedakan menjadi penanganan etiologis dan simtomatis.
Penanganan Simtomatis
Analgesik dapat diberikan untuk manajemen nyeri pasien. Umumnya analgesik yang digunakan adalah golongan antiinflamasi nonsteroid, misalnya naproxen 500 mg dua kali sehari, bila dibutuhkan.
Pada pasien yang mengalami gejala perdarahan uterus abnormal, pilihan obat berikut dapat diberikan:
Mifepristone 5–50 mg per oral sekali sehari selama 3–6 bulan
- Sistem levonorgestrel intrauterine (LNG-IUS) menunjukkan hasil yang baik sebagai pilihan terapi mioma. Sediaan yang digunakan adalah 52 mg dan dilepaskan setelah 5 tahun atau bila dibutuhkan
- Asam traneksamat merupakan obat prokoagulan yang terbukti memiliki hasil baik dalam menurunkan perdarahan menstruasi. Dosis yang digunakan adalah 1–1,5 gram 3–4 kali sehari (maksimal 4 gram per hari) selama 4 hari dalam 1 siklus menstruasi
Penanganan Etiologis
Penanganan etiologis bertujuan untuk mengecilkan ukuran mioma uteri.
- Agonis gonadotropin-releasing hormone (GnRHa) dahulu digunakan untuk mengecilkan mioma uteri namun kurang disukai karena efek sampingnya berupa flushes dan osteopenia. Obat yang dapat digunakan yaitu leuprolide 3,75 mg intramuskular tiap bulan hingga 3 bulan, atau 11,25 mg intramuskular dosis tunggal
- Baru-baru ini selective progesterone receptor agonist (sRPM) seperti ulipristal asetat (UPA) mulai digunakan sebagai penanganan baru dalam mioma uteri akan tetapi efektivitasnya masih terus dipelajari[21,24]
Pembedahan
Intervensi pembedahan masih menjadi strategi utama dalam penanganan mioma uteri. Tindakan-tindakan yang paling sering dilakukan di antaranya yaitu histerektomi, miomektomi laparaskopik, dan miomektomi histeroskopik. Selain itu, metode minimal invasif menggunakan embolisasi arteri uteri dan ablasi mioma uteri juga mulai dikembangkan sebagai tata laksana mioma uteri.
Histerektomi
Histerektomi merupakan penanganan radikal dan definitif, khususnya untuk pasien yang sudah tidak berharap memiliki anak, atau wanita-wanita berusia 40-50 tahun.
Miomektomi Abdominal (Laparoskopi atau Laparotomi)
Eksisi mioma dan rekonstruksi anatomis uterus menjadi satu-satunya teknik yang tersedia bagi wanita yang ingin mempertahankan uterusnya.
Miomektomi Histeroskopik
Histeroskopi merupakan metode yang dapat dipilih untuk menghilangkan mioma submukosa dengan prosedur pembedahan invasif minimal.[21,24]
Embolisasi Arteri Uteri
Metode ini merupakan cara yang aman dan invasif minimal dengan hasil kepuasan yang serupa dengan tindakan pembedahan. Komplikasi minor umumnya lebih sedikit, resiko diperlukannya pembedahan baru dalam 2-5 tahun cenderung lebih tinggi dibanding tindakan pembedahan. Penggunaannya sebelum kehamilan masih tidak dianjurkan karena kemungkinan adanya gangguan miometrium.
Ablasi Mioma Uterus
Ablasi merujuk pada tindakan merusak jaringan dengan energi terkonsentrasi. Tindakan ini disebut juga miolisis. Berbagai energi dapat digunakan seperti ultrasound, radiofrekuensi, dan laser.[21,24]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri