Etiologi Mola Hidatidosa
Etiologi mola hidatidosa hingga kini tidak dapat dijelaskan dengan pasti, namun banyak dikaitkan dengan mutasi genetik. Disregulasi produksi hCG juga dicurigai menjadi faktor penyebab mola hidatidosa.[9]
Etiologi
Hingga kini, penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti akan tetapi diakaitkan dengan faktor lingkungan dan mutasi genetik. Sebuah penelitian terbaru di Jepang menyatakan bahwa mola hidatidosa berulang berkaitan dengan mutasi gen NLRP7 (c.584G>A; p.W195X).[9,11]
Terjadinya mola hidatidosa juga dikaitkan dengan disregulasi produksi hCG, dimana pada mola hidatidosa komplit didapatkan peningkatan HhCG (hyperglycosylated hCG) hingga lebih dari 5% dan 4% pada mola hidatidosa parsial. Transisi menjadi tumor ganas yang invasif juga dikaitkan dengan peningkatan signifikan HhCG, yaitu hingga 30-35% pada mola hidatidosa invasif dan hingga 100% pada koriokarsinoma.[1]
Faktor Risiko
Meskipun secara pasti etiologi mola hidatidosa masih belum dapat dijelaskan, beberapa faktor risiko dinyatakan berkaitan melalui berbagai penelitian, yaitu:
- Usia maternal: >35 tahun atau <20 tahun
- Riwayat obstetri: riwayat mola sebelumnya, abortus spontan, dan infertilitas
- Populasi Asia berisiko lebih tinggi mengalami mola hidatidosa komplit, namun jarang mengalami mola hidatidosa parsial.
- Faktor nutrisi dan diet: defisiensi karoten (prekursor vitamin A) dan lemak hewan
- Lainnya: merokok [10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri