Pendahuluan Dakriosistitis
Dakriosistitis adalah infeksi bakteri atau fungal pada sakus nasolakrimal, yang disebabkan obstruksi pada duktus nasolakrimal dan stasis air mata pada sistem drainase lakrimal. Gejala akut dapat berupa edema, eritema, dan nyeri di area kantus medial.[1]
Variasi anatomi, struktur sistem lakrimalis yang abnormal, kelainan lain seperti deviasi septum nasal, polip nasal, atau rhinitis alergi menjadikan seseorang lebih rentan terkena dakriosistitis. Dakriosistitis lebih banyak ditemukan pada etnis Kaukasia, jenis kelamin perempuan, usia di atas >40 tahun, dan juga pada bayi.[2]
Sistem drainase air mata merupakan sistem yang penting untuk menjaga kondisi normal permukaan mata. Obstruksi pada duktus lakrimalis akan menyebabkan inflamasi dan akumulasi debris dan patogen seperti bakteri atau jamur pada sakus lakrimalis kemudian menimbulkan dakriosistitis.
Dakriosistitis akut akan menyebabkan keluhan nyeri, edema dan eritema pada daerah sekitar kantus medial dengan onset gejala yang cepat. Pada dakriosistitis kronis, gejala yang muncul dapat berupa epifora dan ditemukannya sekret mukopurulen.
Penatalaksanaan dakriosistitis dapat dilakukan dengan terapi konservatif, medikamentosa, serta tindakan invasif seperti probing, balloon dacryorhinoplasty, insisi drainase abses, serta dacryocystorhinostomy.[3-5]