Diagnosis Glaukoma
Diagnosis glaukoma perlu dicurigai pada pasien yang mengalami defek lapang pandang dan peningkatan rasio cup/disc pada saraf optikus. Pada kebanyakan pasien, hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular (TIO), walaupun ada juga pasien glaukoma yang memiliki tekanan intraokular normal.[5,17]
Anamnesis
Glaukoma sudut terbuka merupakan jenis glaukoma yang lebih sering ditemukan di praktik klinis. Kebanyakan pasien glaukoma sudut terbuka tidak mengalami keluhan hingga penyakit sampai pada tahap yang lanjut dan terjadi defek bermakna. Kehilangan lapang pandang progresif dimulai dari perifer dan pada kebanyakan kasus bersifat asimetris. Oleh sebab itu, pasien dengan glaukoma bisa tidak menyadari kelainan yang dialaminya akibat kompensasi dari bidang visual yang tumpang tindih dari mata yang lebih sehat. Di sisi lain, pasien dengan glaukoma sudut tertutup bisa mengalami defek yang mendadak dan berat.[5,15,17]
Glaukoma Sudut Terbuka
Pada glaukoma sudut terbuka, progresivitas penyakit cenderung lambat sehingga banyak pasien tidak merasakan gejala. Seiring memberatnya perjalanan penyakit, pasien dapat mengeluhkan pandangan kabur, berkabut, dan gelap. Pada stadium akhir, glaukoma dapat menyebabkan hilangnya persepsi cahaya total.
Pasien cenderung mengeluhkan sering tidak melihat barang sehingga mudah tersandung. Pasien mungkin menyadari bahwa saat membaca terdapat beberapa kata yang hilang dan tajam penglihatan tidak membaik setelah dikoreksi. Keluhan lain yang dapat terjadi adalah sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan lokasinya.[5]
Glaukoma Sudut Tertutup
Pada glaukoma sudut tertutup, penutupan sudut akut dapat terjadi yang menyebabkan pasien mengalami kehilangan penglihatan yang tiba-tiba. Gejala dapat berupa penglihatan kabur unilateral dan lingkaran cahaya atau pelangi di sekitar lampu karena adanya edema kornea. Pasien glaukoma sudut tertutup akut juga sering mengalami nyeri di sekitar mata, disertai mual dan muntah.
Mayoritas kasus glaukoma sudut tertutup bersifat unilateral. Nyeri yang dialami pasien biasanya bersifat tumpul dan terlokalisir pada mata, tetapi mungkin menjalar ke ruang retrobulbar dan area periokuler lainnya seperti alis, kepala, sinus paranasal, area maksila dan aurikularis. Mata dapat tampak merah, bengkak, disertai mata berair.[17,18]
Glaukoma Normotensi
Seperti pada glaukoma primer sudut terbuka, glaukoma normotensi cenderung asimtomatik dan baru mulai bergejala bila sudah mencapai tingkat keparahan yang lanjut.
Diagnosis glaukoma normotensi dilakukan dengan prinsip eksklusi, yaitu dokter perlu membedakan glaukoma normotensi dari glaukoma sudut terbuka dan diagnosis banding lainnya, serta menyelidiki kondisi lain yang banyak dikaitkan dengan glaukoma normotensi seperti migraine dan fenomena Raynaud. Dalam anamnesis, perlu ditanyakan kondisi medis sistemik yang diderita pasien, riwayat trauma atau pembedahan okular, riwayat glaukoma dalam keluarga, dan obat yang dikonsumsi pasien.[21]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan antara lain pemeriksaan visus, tekanan intraokular, lapang pandang, dan funduskopi.
Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan visus dapat dilakukan menggunakan bagan Snellen. Pada glaukoma sudut tertutup kondisi akut, edema kornea dapat terjadi sehingga tajam penglihatan tidak membaik walaupun sudah diberikan pinhole atau koreksi.
Pemeriksaan Tekanan Intraokular
Terdapat berbagai jenis cara untuk melakukan pemeriksaan tonometri, seperti tonometri digital dengan jari tangan, tonometri aplanasi, tonometri Schiotz, tonometri nonkontak, tonometri rebound, dan tonometri genggam (hand-held). Tonometri aplanasi Goldmann merupakan alat yang paling sering digunakan pada praktik dan uji klinik.
Tekanan intraokular memiliki rentang normal antara 10-21 mmHg. Pada keadaan glaukoma tertutup akut, tekanan intraokular dapat mencapai 50 mmHg ke atas.[18]
Tekanan intraokular mengalami fluktuasi sepanjang hari. Oleh karena itu, tekanan intraokular sebaiknya diukur beberapa kali dan di waktu yang berbeda dalam sehari untuk memastikan adanya peningkatan atau tidak. Aqueous humor diproduksi dengan mengikuti ritme sirkadian, sehingga tekanan intraokular akan meningkat pada malam hari hingga saat bangun tidur. Pada kondisi mata normal variasi diurnal ini sekitar 3-4 mmHg, namun pada glaukoma variasi akan mencapai lebih dari 10 mmHg.[17]
Pemeriksaan Lapang Pandang
Pemeriksaan lapang pandang dilakukan menggunakan Standard Automated Perimetry (SAP) dengan stimulus white-on-white. Pemeriksaan dapat disesuaikan dengan derajat kehilangan lapang pandang dengan menggunakan program khusus yang mengevaluasi sensitivitas ambang pusat pada 24 derajat, 30 derajat, dan 10 derajat, dan dengan ukuran stimulus yang bervariasi. Perimetri Goldmann merupakan alternatif ketika pasien tidak dapat melakukan SAP atau jika alat tersebut tidak tersedia.[11]
Pemeriksaan lapang pandang diperlukan untuk mengevaluasi derajat gangguan fungsional akibat kerusakan saraf optik dan untuk memandu terapi. Hasil pemeriksaan lapang pandang dapat bervariasi tergantung pada konsentrasi dan kerja sama pasien. Pemeriksaan lapang pandang sebaiknya dilakukan setidaknya tiga kali pada tahun pertama setelah diagnosis ditegakkan.[17]
Gonioskopi
Gonioskopi dilakukan menggunakan lensa gonios untuk melihat kedalaman kamar okuli anterior. Dalam praktik, skema grading Shaffer yang dimodifikasi biasanya digunakan untuk menilai sudut berdasarkan visibilitas struktur:
- Derajat 0: Tidak ada struktur sudut yang terlihat.
- Derajat 1: Garis Schwalbe terlihat, pada dasarnya berarti sudut tertutup karena aqueous humor tidak dapat mengalir.
- Derajat 2: Terlihat trabekulum berpigmen, artinya aqueous humor mampu mengalir tetapi sudutnya relatif sempit.
- Derajat 3: Scleral spur
- Derajat 4: Badan siliaris terlihat, artinya sudut terbuka lebar[22]
Gambar 1. Gambaran sudut mata terbuka (open angle) pada gonioskopi.
Funduskopi
Pemeriksaan funduskopi terkadang membutuhkan obat dilator pupil, namun pada glaukoma merupakan kontraindikasi karena dapat berpotensi menutup sudut sehingga dapat meninggikan tekanan intraokular. Pada pemeriksaan funduskopi, perhatikan gambaran posterior mata, antara lain:
- Perhatikan serabut saraf di sekitar pusat saraf optikus
- Pusat saraf, disebut juga disc, adalah serabut saraf terbanyak di bagian posterior mata. Di bagian tengah dari disc yang berwarna lebih gelap disebut dengan cup. Rasio cup/disc harus menunjukkan gambaran kurang dari 0,4. Rasio yang besar (lebih dari 0,4) menunjukan adanya tekanan pada posterior mata sehingga disc tampak membesar
- Apakah ada tanda-tanda penyempitan rim (jarak antara disc dengan cup) pada daerah superior, inferior, temporal, atau nasal
- Tanda perdarahan seperti spinter-like treaksadalah tanda glaukoma aktif[15,17,21]
Slit Lamp
Pada pemeriksaan slit-lamp, juga dapat terlihat optic cup besar dengan penyempitan tepi neuroretinal dan spinter-like treaks.[15]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang perlu dipikirkan pada kasus glaukoma antara lain hipertensi okular, oklusi arteri retina, dan neuropati optik traumatik.[11,15]
Hipertensi Okular
Pasien dengan hipertensi okular dapat mengalami peningkatan tekanan intraokuler. Meski demikian, pada hipertensi okular tidak ditemukan tanda definitif neuropati optik glaukoma.[23]
Oklusi Arteri Retina
Oklusi arteri retina dapat mengakibatkan defek lapang pandang dan kerusakan pada retina yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena. Pada kasus ini, saraf optik biasanya lebih pucat pada sektor rim retina.[24]
Neuropati Optik Traumatik
Pasien yang mengalami trauma kepala bisa mengeluhkan defek lapangan pandang dan penglihatan kabur yang mirip dengan pasien glaukoma. Pada pemeriksaan funduskopi, biasanya tidak ditemukan adanya cupping seperti yang ditemukan pada pasien glaukoma.[25]
Diagnosis Banding Glaukoma Tertutup Akut
Pada kasus glaukoma tertutup akut, dokter perlu mempertimbangkan penyebab mata merah disertai nyeri dan kehilangan penglihatan lainnya. Subluksasi lensa perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan mendadak disertai mata merah dan peningkatan tekanan intraokular. Pada pasien yang mengeluhkan nyeri pada satu sisi mata dan mual, perlu dipikirkan diagnosis banding migren atau cluster type headache.[26]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan dalam menegakkan diagnosis glaukoma. Foto fundus dapat bermanfaat untuk memantau progresivitas glaukoma pada pasien. Anterior segment optical coherence tomography dan ultrasound biomicroscopy juga dapat bermanfaat untuk visualisasi sudut glaukoma. Walau demikian, kedua modalitas pemeriksaan ini tidak praktis dan dapat digantikan dengan penilaian klinis dan penggunaan gonioskopi.[15,17]
Penulisan pertama oleh: dr. Intan Ekarulita