Epidemiologi Uveitis
Menurut data epidemiologi, jenis uveitis yang paling umum terjadi di komunitas adalah uveitis anterior idiopatik. Di negara berkembang, uveitis akibat infeksi adalah jenis yang sering terjadi. Sementara itu, uveitis noninfeksi lebih sering ditemukan di negara maju.
Global
Uveitis yang disebabkan oleh infeksi sangat umum ditemukan di negara berkembang, yakni pada sekitar 30–60% kasus uveitis. Herpes dan toxoplasmosis adalah penyebab infeksi yang paling sering. Namun, uveitis akibat tuberkulosis dan sifilis juga mulai banyak dilaporkan di negara berkembang.[1]
Di negara maju, uveitis noninfeksi lebih sering ditemukan. Di Amerika Serikat, etiologi infeksi hanya menyebabkan <20% kasus uveitis, dengan nilai rata-rata prevalensi 60,6 per 100.000 orang. Namun, prevalensi amat bervariasi pada setiap kelompok usia, jenis kelamin, dan komorbiditas.[1,2]
Indonesia
Data epidemiologi uveitis di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Uveitis umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Mortalitas mungkin disebabkan oleh penyakit sistemik lain yang mendasari uveitis, misalnya lupus eritematosus sistemik, multiple sclerosis, atau tuberkulosis. Akan tetapi, uveitis dapat menimbulkan morbiditas mata yang serius, yaitu kebutaan.
Data menunjukkan bahwa uveitis menyebabkan 5–10% gangguan penglihatan secara global. Hingga 35% pasien uveitis dilaporkan mengalami gangguan penglihatan yang serius hingga kebutaan.[1,8]