Penatalaksanaan Uveitis
Penatalaksanaan uveitis yang definitif masih diperdebatkan. Umumnya, manajemen awal di fasilitas kesehatan primer mencakup pemberian analgesik bila ada nyeri dan pemberian rujukan ke dokter spesialis mata dalam waktu 24 jam. Obat yang biasanya digunakan untuk terapi adalah kortikosteroid dan agen sikloplegik.
Tata laksana uveitis bertujuan untuk mengontrol aktivitas penyakit untuk mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat komplikasi struktural dan peradangan yang tidak terkontrol. Terapi dapat dilakukan melalui pengobatan sistemik ataupun bedah.[2,5,7]
Medikamentosa
Kortikosteroid telah menjadi standar terapi uveitis selama puluhan tahun. Akan tetapi, bukti yang mendukung efikasi kortikosteroid untuk terapi uveitis sebenarnya masih terbatas. Obat ini masih terus digunakan karena belum adanya bukti tentang terapi lain yang lebih efektif untuk uveitis. Obat lain yang juga sering digunakan adalah agen sikloplegik dan inhibitor tumor necrosis factor (TNF).[8]
Kortikosteroid
Kortikosteroid digunakan untuk mengobati inflamasi aktif di bilik mata depan, vitreous, retina, koroid, atau saraf optik, serta untuk mengobati komplikasi seperti edema makula. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal (tetes mata topikal atau injeksi periokular atau intraokular) atau secara sistemik (peroral atau intravena). Sediaan yang umumnya digunakan untuk uveitis adalah prednisolone oftalmik.
Kortikosteroid dapat dimulai dengan dosis tinggi lalu dikurangi bertahap saat inflamasi mereda. Untuk mengurangi risiko komplikasi terapi seperti peningkatan tekanan intraokular, pembentukan katarak, dan terjadinya glaukoma akibat kortikosteroid, dosis harus dipertahankan pada dosis minimal yang terefektif.[2,5,7,8]
Agen Sikloplegik
Agen sikloplegik seperti homatropine oftalmik digunakan untuk memblokir impuls saraf ke otot siliar dan sfingter pupil, sehingga keluhan nyeri pada mata dan fotofobia dapat dikurangi. Homatropine oftalmik biasanya dapat menginduksi sikloplegia dalam waktu sekitar 30–90 menit.[8]
Inhibitor Tumor Necrosis Factor (TNF)
Inhibitor TNF-α berupa infliximab dan adalimumab telah direkomendasikan oleh The American Uveitis Society untuk terapi uveitis tertentu, yaitu:
- Uveitis yang bisa mengancam penglihatan anak (sebagai terapi lini kedua), yang terjadi akibat juvenile idiopathic arthritis dan intoleran terhadap methotrexate
- Uveitis kronis yang mengancam penglihatan (sebagai terapi lini kedua), yang terjadi akibat spondyloarthropathy seronegatif[8]
Inhibitor TNF-α disarankan untuk penyakit mata yang mengancam penglihatan, yang tergantung pada kortikosteroid tetapi tidak menunjukkan keberhasilan terapi dengan terapi lini pertama.[8]
Pembedahan
Prosedur operasi dilakukan jika gejala yang muncul cukup parah atau penanganan dengan obat tidak efektif. Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan adalah:
Vitrektomi, yaitu operasi untuk mengambil cairan vitreous pada mata
- Operasi untuk menanamkan alat khusus pada mata yang berfungsi menyalurkan obat kortikosteroid secara perlahan ke dalam mata[5,7]