Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Rektum
Edukasi dan promosi kesehatan kanker rektum merupakan bagian penting dalam pencegahan dan penurunan mortalitas. Adapun pencegahan dan skrining dapat meningkatkan prognosis pasien. Pada saat skrining, lesi prekanker seperti polip adenomatosa dapat dideteksi dan diterapi lebih dini sebelum berkembang menjadi kanker kolon dan kanker rektum.[1,2]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien bertujuan untuk membantu pasien memahami penyakitnya, stadium penyakit, tahapan pengobatan yang akan dilakukan, serta komplikasi yang bisa dialami baik dari penyakit atau pengobatan yang dilakukan. Edukasi pasien yang baik dapat mengurangi stress pada pasien, membantu pasien untuk terlibat dan mampu memilih berbagai alternatif tata laksana, serta meningkatkan kedisiplinan pasien dalam menjalani terapi dan pemantauan pasca terapi.[1,4]
Pasien juga harus diberikan anjuran untuk menjaga pola hidup sehat, menjaga aktivitas fisik yang sehat, dan menjaga berat badan ideal.[4,6]
Dalam memberi edukasi, dokter perlu memastikan pasien mendapat informasi yang jelas terkait berbagai keuntungan dan potensi kerugian alternatif pengobatan. Alat bantu berupa brosur penyakit dan video dapat mempermudah penjelasan dokter dan pemahaman pasien.[1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tujuan skrining kanker rektum adalah deteksi dini, membuang lesi prekanker dan mendeteksi penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan tindakan kuratif dan tentunya memperbaiki prognosis pasien.[1,2]
Skrining pada populasi umum disarankan dilakukan pada usia ≥ 50 tahun. Selain itu, skrining juga disarankan untuk pasien dengan risiko sedang dan tinggi.[1,6]
Pasien yang termasuk risiko sedang adalah:
- Berusia 50 tahun atau lebih
- Tidak mempunyai riwayat kanker kolorektal atau inflammatory bowel disease
- Tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal
- Terdiagnosis adenoma atau kanker kolorektal setelah berusia 60 tahun.
Pasien yang termasuk risiko tinggi adalah:
- Pasien dengan riwayat polip adenomatosa
- Pasien dengan riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal
- Pasien dengan riwayat keluarga tingkat pertama kanker kolorektal atau adenoma kolorektal
- Pasien dengan riwayat inflammatory bowel disease
- Pasien dengan diagnosis atau kecurigaan sindrom Hereditary Non-polyposis Colorectal Cancer(HNPCC) atau Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
Pada populasi risiko sedang dapat dilakukan skrining berupa tes darah samar pada feses (fecal occult blood test/FOBT) setiap tahun dengan menggunakan 2 sampel dari 3 feses yang dikumpulkan dari waktu yang berbeda. Jika hasil FOBT pada 6 sampel tersebut positif, selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolonoskopi. Untuk pasien risiko tinggi, deteksi dini disarankan menggunakan kolonoskopi.
Selain skrining, upaya pencegahan lain yang dapat disarankan pada masyarakat adalah:
- Menjaga berat badan ideal
- Mengurangi asupan makanan berlemak, termasuk daging merah dan makanan berpengawet
- Menjaga aktivitas fisik yang baik, termasuk berolahraga teratur
- Meningkatkan asupan serat dan konsumsi ikan segar
- Berhenti merokok
- Menghindari konsumsi alkohol[1,6]