Penatalaksanaan Penyakit Paget Payudara
Penatalaksanaan penyakit Paget payudara tergantung pada ada-tidaknya kanker payudara invasif atau ductal carcinoma in situ (DCIS) yang berhubungan. Dahulu, mastektomi menjadi pilihan tata laksana penyakit Paget payudara dengan atau tanpa riwayat kanker sebelumnya. Namun, baru-baru ini breast conserving treatment (BCT) mulai menjadi pilihan untuk kasus penyakit Paget payudara yang berhubungan dengan DCIS.
Jika penyakit Paget payudara berhubungan dengan adanya massa yang teraba atau abnormalitas mammografi yang jelas, kanker payudara yang menyertai umumnya berada pada stadium lebih lanjut. Selain itu, kemungkinan adanya keterlibatan nodus limfa juga lebih tinggi dibandingkan jika tidak ada benjolan yang teraba. Pada kasus ini, pembedahan yang ekstensif, termasuk pada limfonodi, mungkin diperlukan.
Secara umum, jika eksisi lebar lokal memungkinkan untuk dilakukan dengan batas yang negatif dan luaran kosmetik yang baik, maka BCT perlu dipertimbangkan terlebih dulu, diikuti dengan terapi radiasi.[8]
Pembedahan
Kebanyakan pasien penyakit Paget dengan benjolan payudara yang teraba bukanlah kandidat yang baik untuk BCT. Mastektomi dengan sentinel lymph node biopsy (SLNB) perlu dipertimbangkan pada kasus penyakit Paget payudara dengan kanker yang multisentrik dan kalsifikasi yang difus.
Jika pasien tidak memiliki benjolan yang teraba, kemungkinan adanya keterlibatan keganasan adalah 25-33%. Pertimbangkan rasio manfaat dan risiko dengan baik. Mastektomi dan BCT yang diikuti terapi radiasi bisa menjadi pilihan yang adekuat, tergantung pada skenario klinis masing-masing pasien.[1,5,8]
Penatalaksanaan Konservatif
Penatalaksanaan konservatif meliputi kombinasi eksisi lokal pada puting, reseksi tumor yang mendasari, terapi radiasi, kemoterapi, atau terapi hormon. Walaupun begitu, perlu diketahui bahwa kebanyakan penyakit Paget payudara melibatkan kanker payudara invasif, sehingga pembedahan ekstensif, seperti mastektomi, lumpektomi, dan diseksi nodus limfa, hampir selalu diperlukan.
Selain itu, belum ada data adekuat yang menunjukkan bahwa terapi hormon mampu mengurangi risiko rekurensi pada penyakit Paget payudara.[1,5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja