Diagnosis Club Foot
Diagnosis clubfoot atau congenital talipes equinovarus (CTEV) bisa dilakukan sejak dini melalui USG intrauterin rutin selama periode antenatal. Setelah bayi lahir, clubfoot umumnya dapat dengan mudah didiagnosis secara klinis melalui gambaran deformitas kaki. Pada clubfoot, kaki terpelintir dari bentuk atau posisi normalnya.
Anamnesis
Pada kebanyakan kasus, clubfoot dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG rutin saat perawatan antenatal. Pada anamnesis, dokter perlu menggali adanya faktor yang dapat menyebabkan clubfoot, seperti riwayat clubfoot atau kelainan neuromuskular lain pada keluarga inti. Identifikasi pula adanya riwayat ibu dan merokok, konsumsi alkohol, dan diabetes.[4,6]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik bayi baru lahir, clubfoot umumnya dapat diamati dengan mudah secara klinis. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi anak pronasi dengan bagian plantar tervisualisasi dengan baik, dan posisi supinasi untuk mengevaluasi rotasi internal dan varus. Jika anak sudah dapat berdiri, tentukan apakah kaki plantigrade, apakah tumit tampak pada posisi menahan beban, dan apakah dalam bentuk varus, valgus, atau netral.
Idiopathic clubfoot ditandai dengan kaki berbentuk bean-shaped foot, kepala talus tampak jelas, celah medial plantar, celah posterior dalam, tidak ada cekungan pada bagian insersio tendon achilles, tuberositas calcaneus terletak pada tempat yang lebih tinggi dan atrofi otot betis.
Tiga komponen utama deformitas, yaitu, equinus, varus dan adductus, tampak jelas pada pemeriksaan. Sendi lutut biasanya fleksi, tetapi pada kasus neglected clubfoot, keadaan lutut biasanya hiperekstensi.[6]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding clubfoot antara lain arthrogryposis dan equinovarus foot.
Calcaneovalgus Foot dan Congenital Vertical Talus
Deformitas kaki kongenital calcaneovalgus foot dan congenital vertical talus merupakan diagnosis banding dari clubfoot. Pada kedua kondisi ini, kaki tampak dalam posisi lebih dorsofleksi.[1,6]
Equinovarus Foot
Diagnosis banding lain adalah equinovarus foot. Yang membedakan dari clubfoot adalah equinovarus foot tidak muncul saat lahir dan sering berkembang sekunder pada kondisi kelainan neuromuskular seperti cerebral palsy atau spina bifida.[1]
Arthrogryposis
Pada pemeriksaan fisik arthrogryposis, akan tampak adanya kontraktur sendi multipel, hiperekstensibilitas sendi, serta dislokasi sendi terutama pinggang yang tampak dari pertama bayi lahir.[6]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendeteksi clubfoot adalah pemeriksaan USG pada saat pemeriksaan antenatal rutin. Amniosentesis mungkin diperlukan untuk mengeksklusi adanya kelainan kongenital berat lain, namun hingga kini tidak dijadikan standar diagnostik rutin dan tentunya harus menimbang berbagai risiko komplikasi.
USG Kehamilan
USG dapat dilakukan untuk skrining clubfoot pada masa kehamilan. Pemeriksaan bisa dilakukan pada usia gestasi di atas 13 minggu, karena karakteristik plantar fleksi dan adduksi pada janin di bawah usia gestasi 13 minggu dapat berubah.[4,8]
Diagnosis USG didasarkan pada visualisasi permukaan plantar kaki janin pada bidang sagital yang sama dengan kedua tulang ekstremitas bawah. Posisi abnormal yang ditemukan haruslah persisten dan tidak dipengaruhi oleh gerakan kaki janin. Selain itu, kaki harus divisualisasikan jauh dari dinding rahim. USG tiga dimensi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.[4,19]
Rontgen
Pemeriksaan rontgen tidak dilakukan secara rutin pada bayi baru lahir karena tulang di kaki yang telah mengalami osifikasi masih sedikit. Akan tetapi, jika terdapat etiologi teratogenik pada riwayat pasien, seperti konsumsi sodium aminopterin, pemeriksaan rontgen perlu dilakukan, terutama posisi AP-lateral kaki dan tibia.
Pemeriksaan rontgen juga diperlukan sebagai alat evaluasi, yaitu baseline sebelum dan setelah dilakukan koreksi. Pemeriksaan rontgen pada kasus clubfoot dapat dilakukan pada bayi usia 3-4 bulan, dengan dua sisi yaitu sisi anteroposterior (AP) dan posisi lateral dalam posisi stress dorsiflexion.
Sudut yang diukur dari posisi AP adalah talocalcaneal angle (normal antara 30-50 derajat) dan tallo-first metatarsal angle (normal antara 0-10 derajat). Sudut yang diukur pada posisi lateral adalah talocalcaneal angle (normal antara 30-50 derajat) dan sudut tibiocalcaneal (10-20 derajat). Pada pasien clubfoot, seluruh sudut tersebut berkurang.[6,8]
Skor Pirani
Skor Pirani digunakan untuk membantu menentukan derajat keparahan clubfoot. Skor ini juga bermanfaat untuk mengevaluasi perkembangan terapi dan menentukan apakah anak memerlukan tenotomi.
Sistem skor Pirani melibatkan penilaian enam parameter terpisah di kaki. Setiap parameter secara individual diberi skor 0 atau 0,5 dan 1, tergantung pada tingkat keparahannya. Sistem skor ini memberikan skor minimum per kaki 0, dan maksimum 6. Tiga parameter melibatkan hindfoot, dan tiga parameter melibatkan midfoot.[9]
Tabel 1. Sistem Skor Pirani
Parameter | Normal | Moderat | Berat |
Midfoot | |||
Curved lateral border | 0 | 0,5 | 1 |
Medial crease | 0 | 0,5 | 1 |
Talar Head coverage | 0 | 0,5 | 1 |
Hind Foot | |||
Posterior crease | 0 | 0,5 | 1 |
Rigid equines | 0 | 0,5 | 1 |
Empty heel | 0 | 0,5 | 1 |
Sumber: dr. Putra Rizki, 2022.[9]
Medial Crease (MC)
Pengukuran dilakukan dengan diawali perlahan mengoreksi posisi kaki, misalnya dengan mengangkat kaki sembari memegang jari kaki. Kaji kedalaman lipatan dan adanya lipatan lain.
Adanya beberapa lipatan halus diberi skor 0. Dua atau tiga lipatan sedang diberi skor 0,5. Satu lipatan dalam yang tidak terlihat bagian bawahnya diberi skor 1.
Curved Lateral Border (CLB)
Pengukuran dilakukan dengan memastikan posisi kaki anak relaksasi. Amati dari aspek plantar, dan gunakan pena yang dipegang pada tepi lateral kalkaneus. Nilai titik pada batas lateral kaki yang menyimpang dari garis lurus.
Jika batas kaki (tidak termasuk falang) lurus dan tanpa penyimpangan, skor 0. Jika menyimpang pada tingkat metatarsal, skor 0,5. Jika menyimpang pada sendi calcaneo-cuboid, beri skor 1.
Talar Head Coverage
Palpasi kepala talus dengan kaki yang tidak dikoreksi. Letakkan agar jari atau ibu jari pemeriksa terjaga pada talus dan koreksi kaki dengan lembut
Jika talus benar-benar tenggelam di bawah navicular, skor 0. Jika bergerak sebagian tetapi tidak sepenuhnya tenggelam, skor 0,5. Jika tetap dan tidak tenggelam, skor 1.
Posterior Crease (PC)
Perbaiki plantarfleksi (equinus) dengan lembut. Kaji kedalaman lipatan dan adanya lipatan lain.
Adanya beberapa lipatan halus diberi skor 0. Dua atau tiga lipatan sedang diberi skor 0,5. Satu lipatan dalam yang tidak terlihat bagian bawahnya diberi skor 1.
Empty Heel (EH)
Pegang kaki dalam koreksi ringan dan palpasi dengan satu jari telunjuk. Nilai ada seberapa mudah merapa calcaneum. Jika mudah untuk meraba calcaneum, skor 0. Jika calcaneum teraba dengan menekan melalui lapisan jaringan, skor 0,5. Jika calcaneum jauh di bawah lapisan jaringan dan sangat sulit untuk dirasakan, skor 1.
Rigid Equinus (RE)
Perbaiki plantarfleksi senyaman mungkin untuk anak dan pegang lutut lurus. Kaji derajat dorsofleksi yang didapat. Skor 0 jika mampu dorsofleksi melebihi plantigrade. Skor 0,5 jika mampu mencapai plantigrade (atau 90°). Skor 1 jika tidak dapat mencapai plantigrade (atau 90°).[9,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda