Prognosis Club Foot
Prognosis clubfoot tergantung pada tingkat keparahan dan respon terapi pasien. Banyak pasien dapat dikoreksi dengan pendekatan nonbedah, seperti Teknik Ponseti. Meski demikian, perlu dicatat pula bahwa relaps dan komplikasi dapat terjadi, atau pasien mungkin akan tetap memerlukan intervensi bedah mayor.
Komplikasi
Komplikasi bisa dibagi menjadi komplikasi karena penyakit dan komplikasi akibat tata laksana. Komplikasi akibat kondisi clubfoot itu sendiri adalah penurunan mobilitas, disabilitas, dan penurunan kualitas hidup. Sementara itu, komplikasi akibat tata laksana dari clubfoot antara lain adanya kerusakan kulit, cedera saraf, dan terbatasnya lingkup gerak sendi. Pasien juga bisa mengalami Avascular necrosis (AVN) pada talus, persistent intoeing, serta nyeri dan infeksi pasca pembedahan. Pada pasien yang menjalani tindakan bedah, mungkin terbentuk jaringan parut.[1,12]
Komplikasi Akibat Over Koreksi
Over koreksi dapat menyebabkan terlepasnya ligamen interosseous sendi subtalar, kelebihan displacement navicular lateral pada talus, dan tendon yang terlalu panjang.[6]
Prognosis
Dalam kasus clubfoot yang terisolasi, tingkat keparahan kelainan dan kebutuhan untuk pembedahan sulit diprediksi secara prenatal. Keberhasilan awal dengan teknik Ponseti dilaporkan sekitar 90%. Sekitar 80% pasien akan memerlukan tenotomi Achilles perkutan pada akhir casting mereka, dan sekitar 20% akan memerlukan transfer tibialis anterior.[4,12,18]
Tindakan operatif telah dilaporkan memberi hasil memuaskan pada 75-90% kasus. Kepuasan pasien dilaporkan berkaitan dengan seberapa banyak ruang lingkup sendi yang didapat setelah terapi, dimana hasil memuaskan diperoleh pada 81% kasus.
Rekurensi deformitas dilaporkan pada 10-50% kasus. Pada teknik Ponseti, relaps telah dilaporkan terjadi pada 37% kasus, dimana sepertiganya dapat ditangani dengan pendekatan nonbedah. Penggunaan brace dapat menurunkan risiko rekurensi. Sementara itu, over koreksi dilaporkan terjadi pada 15% kasus.[6]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda