Penatalaksanaan Club Foot
Penatalaksanaan clubfoot penting karena pasien yang tidak diobati dapat mengalami kecacatan jangka panjang, deformitas, dan nyeri. Intervensi konservatif termasuk fisioterapi, splinting, taping, dan casting. Penatalaksanaan clubfoot yang paling disukai adalah pendekatan nonbedah, seperti teknik Ponseti.
Sementara itu, tindakan bedah sendiri biasanya dilakukan jika tidak didapatkan respon adekuat dengan penanganan nonbedah. Belum ada pedoman pasti waktu terbaik melakukan pembedahan, namun umumnya anak ditunggu cukup besar agar penanda anatomis dapat dengan mudah dikenali. setidaknya usia 6 bulan.
Teknik Ponseti
Teknik Ponseti dilakukan dengan pemasangan plaster gips dari ujung kaki sampai lipat paha selama 6-8 minggu dengan disertai manipulasi secara lembut di sekitar talar head. Gips diganti setiap minggu.
Teknik Ponseti bertujuan untuk mencapai koreksi kaki dengan ukuran minimal 15 derajat dorsofleksi dan 70 derajat abduksi kaki. Sekitar 80 % kasus clubfoot juga memerlukan tindakan Achilles tenotomy untuk memperbaiki sisa deformitas.[10]
Pasien selanjutnya perlu memakai boots dan bar brace selama 24 jam setiap hari selama 3 bulan pertama. Selanjutnya, penggunaan dikurangi menjadi 12 jam selama waktu tidur ditambah 2-4 jam di siang hari hingga usia 4 tahun.
Teknik Ponseti saat ini menjadi terapi konservatif yang paling banyak digunakan pada kasus clubfoot. Luaran jangka panjang telah dilaporkan cukup baik hingga 30 tahun dan dapat secara signifikan mengurangi kebutuhan akan operasi mayor pada kaki pasien.[4]
Teknik Kite
Teknik Kite dilakukan dengan pemasangan plaster gips seluruh kaki dari ujung kaki hingga lipat paha dengan manipulasi yang dilakukan pada daerah sendi calcaneo‐cuboid. Pemasangan casting (gips) dilanjutkan hingga 2 tahun. Meski demikian, telah dilaporkan bahwa sekitar 50-75 % kasus akhirnya membutuhkan intervensi operatif mayor untuk memperbaiki clubfoot. Teknik Kite adalah teknik terapi konservatif utama yang banyak dilakukan hingga ditemukan Teknik Ponseti.[2]
Teknik French
Teknik ini juga dikenal dengan nama Functional method. Teknik ini dilakukan dengan manipulasi secara pasif setiap hari pada kaki yang mengalami clubfoot oleh terapis selama 30 menit per hari. Selanjutnya diikuti dengan stimulasi otot di sekitar kaki, khususnya otot peroneal untuk mempertahankan reduksi yang dihasilkan dari manipulasi pasif, kemudian dilakukan adhesive strapping pada kaki pasien.
Tata laksana harian diberikan setiap hari selama 2 bulan, kemudian dikurangi menjadi 3 sesi per minggu untuk 6 bulan selanjutnya. Taping dilanjutkan sambil pasien menjalani rawat jalan. Kemudian, diperkenalkan splint yang dipakai di malam hari dan dipakai selama 2-3 tahun. Hasil yang baik dilaporkan dicapai pada 50% kasus.
Kekurangan dari metode ini adalah pasien harus melakukan visitasi ke rumah sakit setiap hari. Teknik ini telah mengalami modifikasi dengan penggunaan continuous passive motion (CPM) machine selama 6-8 jam setelah manipulasi pasif oleh terapis fisik pasien. Setelah dilakukan penggunaan CPM machine, tingkat kesuksesan meningkat hingga 88%.[11]
Pembedahan
Tindakan bedah untuk clubfoot diindikasikan ketika pengobatan nonoperatif tidak menghasilkan luaran yang adekuat meskipun telah dilakukan maksimal. Tindakan bedah biasanya dilakukan ketika anak cukup besar untuk memungkinkan pengenalan penanda-penanda anatomis. Tidak ada kontraindikasi khusus untuk pembedahan, meskipun kebanyakan ahli melakukan pembedahan setidaknya setelah anak mencapai usia 6 bulan.[6,11]
Jenis Pembedahan Clubfoot
Soft tissue releases merupakan tata laksana bedah dengan melepaskan tendon atau ligamentum di sekitar sendi sehingga tendon atau ligamentum yang terlalu ketat dapat meregang. Tindakan ini salah satunya juga termasuk transfer tendon ke posisi yang seharusnya.
Sementara itu, osteotomi atau arthrodesis adalah prosedur yang bertujuan untuk menstabilkan tulang sehingga tulang diharapkan dapat tumbuh dengan kuat.[14]
Pemilihan Tindakan Bedah
Pilihan tindakan pembedahan disesuaikan dengan deformitas yang dialami pasien. Pendekatan apapun harus memberikan eksposur yang memadai. Struktur yang mungkin memerlukan release atau diperpanjang antara lain:
- Tendon Achilles
- Selubung tendon otot yang melintasi sendi subtalar
- Kapsul pergelangan kaki posterior dan ligamen deltoid
- Ligamentum tibiofibular inferior
- Ligamentum calcaneofibular
- Kapsul sendi talonavicular dan subtalar
- Plantar fascia dan otot intrinsik
Pertimbangan Usia Pasien
Perawatan bedah harus mempertimbangkan usia pasien. Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, koreksi umumnya dapat dicapai dengan prosedur jaringan lunak. Anak-anak berusia di atas 5 tahun biasanya memerlukan reshaping tulang, seperti eksisi baji dorsolateral pada sendi calcaneocuboid (prosedur Dillwyn Evans). Sementara itu, jika anak berusia di atas 10 tahun, tarsektomi baji lateral atau triple fusion (arthrodesis) umumnya diperlukan.
Penanganan Postoperatif
Jika penutupan kulit sulit dilakukan pasca operasi, luka dapat dibiarkan terbuka agar bergranulasi untuk penutupan primer tertunda atau penutupan sekunder. Cangkok kulit juga dapat dilakukan untuk menutupi luka apabila dirasa perlu.
Pin transfiks biasanya dilepas dalam 3-6 minggu. Kaki membutuhkan belat dengan alas kaki yang sesuai selama 6-12 bulan.[6]
Tata Laksana Pasien Relaps
Pada pasien dengan kasus relaps, intervensi diperlukan untuk mencegah deformitas yang lebih progresif. Dahulu intervensi pada pasien relaps dilakukan dengan pembedahan mayor dengan melakukan muscle, ligament and joint releases atau operasi tulang. Namun, berdasarkan hasil studi jangka panjang, didapatkan bahwa pasien yang menjalani operasi mayor kedepannya mengalami luaran yang lebih buruk dibanding pasien yang tidak dilakukan operasi mayor. Saat ini klinisi lebih mengutamakan pengulangan terapi konservatif yang sama dengan sebelumnya bila terjadi relaps clubfoot pada pasien.[6,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda