Patofisiologi Fraktur Tulang Rusuk
Patofisiologi fraktur tulang rusuk (rib fracture) dapat dibedakan menjadi fraktur traumatik, fraktur stres, dan fraktur patologis/nontraumatik. Proses penyembuhan tulang patah juga erat kaitannya dengan patofisiologi penyakit.[3,4]
Fraktur Tulang Rusuk Traumatik
Fraktur tulang rusuk traumatik dapat terjadi akibat kecelakaan atau non-kecelakaan.
Fraktur tulang rusuk Traumatik Kecelakaan
Fraktur tulang rusuk karena kecelakaan terjadi pada titik benturan, atau biasanya pada lengkungan posterolateral. Lengkungan kosta posterolateral tersebut merupakan bagian tulang rusuk yang paling rentan terhadap gaya dari luar tubuh.[3,4]
Potensi kerusakan yang terjadi bersamaan dengan fraktur tulang rusuk meliputi:
- Fraktur tulang kosta I: potensi kerusakan pada arteri subklavia dan pleksus brakialis sehingga memiliki tingkat mortalitas yang tinggi, selain itu juga dapat terjadi bersamaan dengan trauma trunkus trakeobronkial, jantung, dan paru-paru
- Fraktur tulang kosta II dan III: potensi terjadi bersamaan dengan cedera vaskular dan pleksus brakialis
- Fraktur tulang kosta IV−IX: potensi terjadi patah pada bagian tengah tulang rusuk akibat kompresi anterior ke posterior, dan sering terjadi bersamaan dengan memar/kontusio paru, hemotoraks, pneumotoraks, dan cedera kardiovaskular
- Fraktur tulang kosta IX−XII: potensi menyebabkan cedera hati pada fraktur tulang rusuk kanan, atau cedera limpa pada fraktur tulang rusuk kiri
- Fraktur tulang kosta XI−XII: jarang terjadi karena karena lebih mudah bergerak[3,4]
Fraktur tulang rusuk Traumatik Non Kecelakaan
Pada fraktur tulang rusuk bukan akibat kecelakaan sering terjadi pada anak-anak, dan biasanya terjadi pada aspek posteromedial kosta. Dokter harus menyadari bahwa fraktur tulang rusuk akibat kecelakaan sangat jarang pada anak-anak, terutama pada usia < 2 tahun. Jika fraktur tulang rusuk ditemukan pada anak-anak, maka evaluasi menyeluruh untuk kemungkinan kekerasan pada anak harus menjadi pertimbangan.[6]
Fraktur Stres Tulang Rusuk
Fraktur stres pada tulang kosta terjadi ketika kekuatan abnormal berlangsung secara terus menerus dan berulang pada tulang yang sehat, dapat dimulai dengan tekanan relatif yang kecil pada tulang. Tekanan berulang tersebut menyebabkan fraktur mikrotrabekular yang berkembang menjadi fraktur tulang.[3]
Fraktur stres tulang rusuk pertama dilaporkan pada pada pemain bisbol, tenis, dan lacrosse. Kondisi ini terjadi pada tulang kosta sisi lemparan dominan, di mana stress mungkin terjadi karena kontraksi otot di sisi kiri toraks anterior yang berulang.[3]
Fraktur stres pada tulang kosta bagian tengah dapat ditemukan pada atlet dayung, renang, dan golf. Fraktur umumnya terjadi pada tulang tulang rusuk IV−VIII lateral atau anterolateral. Kemungkinan akibat kontraksi berulang otot serratus anterior. Selain itu, fraktur stres tulang rusuk bagian tengah dapat terjadi pada pasien dengan batuk berat atau kronis, karena kontraksi otot berulang saat batuk.[3]
Terdapat pula fraktur stres tulang rusuk mengambang/floating yang mungkin terjadi pada pemain bisbol. Kondisi ini kemungkinan karena gerakan berlawanan otot latissimus dorsi dan kekuatan otot oblikus eksternus. Fraktur stres juga dapat terjadi karena tindakan resusitasi jantung paru, dan biasanya terjadi pada bagian anterior.[3]
Fraktur Tulang Rusuk Patologis
Fraktur tulang rusuk nontraumatik disebabkan oleh pelemahan tulang, misalnya karena keganasan (osteosarcoma), proses demineralisasi, penurunan massa tulang (osteoporosis), resorpsi/remodeling tulang yang abnormal, dan proses infeksi (osteomyelitis). Pada fraktur tulang rusuk patologis, patogenesis fraktur yang tepat akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasari.[3]