Epidemiologi Genu Valgum
Data epidemiologi genu valgum menunjukkan bahwa kondisi ini umumnya bersifat fisiologis. Insidensi genu valgum patologis dilaporkan sebesar 7,1% dan sebagian besar berkaitan dengan obesitas pada anak.[13]
Global
Genu valgum adalah salah satu penyebab paling umum dari keluhan nyeri lutut anterior pada remaja. Faktor predisposisi seperti eksostoses multipel herediter dan Down syndrome lebih banyak menimbulkan manifestasi pada pasien usia 3-10 tahun dan keluhan cenderung memberat jika pasien tidak diobati.
Walaupun kemiringan genu valgum bisa saja tidak berubah, tetapi aksis mekanis akan bergeser semakin ke arah lateral seiring dengan pertambahan tinggi pasien. Hal inilah yang akan memperburuk keluhan nyeri dan instabilitas patella.
Pada negara dengan tingkat malnutrisi yang tinggi dan akses ke pelayanan kesehatan yang terbatas, insidensi genu valgum juga akan meningkat. Hal lain yang juga akan mempengaruhi insidensi genu valgum adalah keberhasilan eradikasi polio, tata laksana cedera traumatik, anomali kongenital, displasia skeletal, kelainan metabolik, kelainan genetik, dan penyakit reumatik.[2]
Indonesia
Tidak ada data spesifik mengenai epidemiologi genu valgum di Indonesia.
Mortalitas
Genu valgum termasuk sebagai penyakit dengan angka morbiditas sedang sampai berat karena dapat menimbulkan kerusakan permanen yang mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari jika tidak dikoreksi. Angka mortalitas dan morbiditas akan dipengaruhi oleh kondisi herediter atau tumor ganas yang menyebabkan deformitas yang dialami.[10,11]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri