Patofisiologi Genu Valgum
Patofisiologi genu valgum bisa berkaitan dengan kondisi fisiologis pertumbuhan dan perkembangan tungkai, ataupun sebagai akibat suatu penyakit. Normalnya, genu valgum terjadi pada anak usia 2-7 tahun, namun bila menetap atau memberat setelah usia tersebut, maka dianggap sebagai kondisi patologis.[3]
Umumnya penyebab genu valgum berisifat idiopatik, akan tetapi perkembangan penyakit ini dapat dipengaruhi oleh kondisi seperti obesitas, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D serta kurang paparan sinar matahari.[12]
Pada genu valgum, terjadi pergeseran aksis mekanis ke arah lateral, sehingga terjadi penekanan pada sisi lateral tulang femur dan tibia. Bila penekanan terjadi secara kontinyu dan dengan intensitas tinggi, maka regio epifisis tulang akan terganggu sehingga pertumbuhan tulang ikut terganggu. Proses ini akan menyebabkan kondisi asimetris ukuran tungkai dan gangguan fungsi pergerakan tungkai bawah.
Apabila proses penekanan terus berlanjut, dapat terjadi kondisi-kondisi berikut:
- Pengikisan daerah tulang dan ketidakstabilan sendi patellofemoral yang menimbulkan rasa nyeri lutut, memberat saat aktivitas, bahkan dapat menyebabkan dislokasi
- Ligamen daerah medial tungkai bawah meregang dan menimbulkan nyeri daerah lutut
- Penekanan pada tibia oleh bagian femur, sehingga mengganggu ruang gerak sendi lutut
- Hipoplasia, kerusakan tulang rawan, dan arthrosis sekitar sendi lutut[7,8]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri