Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Varicella irfan 2023-07-24T14:17:23+07:00 2023-07-24T14:17:23+07:00
Varicella
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Patofisiologi Varicella

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Patofisiologi varicella atau cacar air (chickenpox) diawali oleh inhalasi droplet secara airborne dari orang yang terinfeksi. Varicella-zoster virus (VZV) yang terinhalasi akan menginfeksi konjungtiva atau mukosa saluran napas atas. Infeksi VZV memiliki masa inkubasi selama 10–21 hari.

Sekitar 2–4 hari setelah infeksi, virus akan berproliferasi di nodus limfatikus regional yang menyebabkan viremia primer. Kemudian, replikasi virus terjadi juga di jaringan retikuloendotelial serta hati dan limpa, yang menyebabkan viremia sekunder sekitar 14–16 hari setelah infeksi.

Saat viremia sekunder, virus juga menginvasi sel endotel kapiler, membran mukosa, dan epidermis kulit. Replikasi virus pada keratinosit yang disertai respons inflamasi dan kerusakan sel menyebabkan terbentuknya vesikel yang berisi virion di permukaan kulit.

Tingkat penularan maksimal terjadi pada 1–2 hari sebelum timbulnya bercak merah dan vesikel di kulit, ketika virus menyebar melalui droplet dan aerosol dari nasofaring. Selain itu, penularan maksimal juga terjadi pada 5–7 hari pertama setelah timbulnya lesi kulit.

Ketika terinfeksi oleh varicella-zoster virus, tubuh akan memproduksi immunoglobulin G (IgG), immunoglobulin M (IgM), dan immunoglobulin A (IgA). Antibodi IgG memberikan imunitas dan dapat bertahan seumur hidup.

Setelah infeksi primer, VZV dilaporkan menyebar ke saraf sensorik di lokasi sekitarnya dan memasuki fase laten di sel ganglion dorsal saraf sensorik, saraf kranial, dan ganglion otonom. Sistem imun tubuh menjaga agar VZV tetap laten. Akan tetapi, reaktivasi VZV di kemudian hari dapat menyebabkan herpes zoster, postherpetic neuralgia, dan sindrom Ramsay Hunt.[1-5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Amanda Sonia Arliesta

Referensi

1. Ayoade F, Kumar S. Varicella Zoster. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
2. Papadopoulos AJ, Janniger CK. Chickenpox. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1131785-overview
3. Freer G, Pistello M. Varicella-zoster virus infection: natural history, clinical manifestations, immunity and current and future vaccination strategies. New Microbiol. 2018 Apr;41(2):95-105.
4. Kennedy PG, Gershon AA. Clinical features of varicella-zoster virus infection. Viruses. 2018 Nov;10(11):609.
5. Sauerbrei A. Diagnosis, antiviral therapy, and prophylaxis of varicella-zoster virus infections. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases. 2016 May;35(5):723-34.

Pendahuluan Varicella
Etiologi Varicella

Artikel Terkait

  • Manajemen Varicella pada Kehamilan
    Manajemen Varicella pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 April 2025, 17:44
Bagaimana pemberian antiviral oral beserta dosisnya pada pasien anak?
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, pagi dok. izin bertanya untuk pasien anak dengan diagnosis varicella sebaiknya diberikan antiviral oral untuk umur berapa ya dok, dan perhitungan...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2024, 15:29
Benjolan berair di kulit bayi 4 bulan yang awalnya hanya ruam merah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, pasien sy anak usia 4 bulan, ibunya mengeluh ada beberapa benjolan di daerah tungkai kaki bayi nya. Awalnya hanya ruam merah lama kelamaan...
Anonymous
Dibalas 27 September 2024, 11:36
Terapi varicella pada bayi 4 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi dok, bayi 4 bulan bb 7.5kg, trdpt bintik berisi air dpinggung , pinggang,bokong, kening, dada.. kurang lebih da 8.. ortu os mengata kan awal nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.