Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) general_alomedika 2023-05-15T11:25:58+07:00 2023-05-15T11:25:58+07:00
COVID-19 (Coronavirus Disease 2019)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Definisi Kasus dan Derajat Penyakit
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019)

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Etiologi COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah virus dengan nama spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2, yang disingkat SARS-CoV-2. Transmisi virus antar manusia melalui droplet yang disebarkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari permukaan benda yang terkontaminasi.[1-3]

Virologi

SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya.[1-3]

Protein M berperan dalam mengenalkan virus pada tubuh dan membentuk envelope. Protein E berperan dalam proliferasi, pembentukan envelope, dan penyebaran virus. Protein N memiliki peran dalam peningkatan transkripsi dan pembentukan virus. Protein S adalah bagian yang berperan dalam pengikatan virus pada sel inang dan merupakan bagian terpenting dalam proses infeksi. Oleh sebab itu, target terapi pada pasien COVID-19 adalah pada protein S.[9]

SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens genom SARS-CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2.  Virus ini memiliki diameter sebesar 60‒140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, desinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform.[1-3,10]

SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton selama 24 jam.[1-3,10]

Varian Virus SARS-CoV-2

Sejumlah varian baru virus SARS-CoV-2 telah ditemukan, di mana WHO mengkategorikan ke dalam variant of interest (VOI) dan variant of concern (VOC). Kriteria VOI adalah varian yang telah teridentifikasi menyebabkan transmisi dalam lingkup komunitas atau terdeteksi pada beberapa negara.[9,11,12]

Sedangkan kriteria VOC adalah kriteria VOI ditambah terbukti menyebabkan perubahan pada kemampuan transmisi, virulensi, dan gejala. VOC juga terbukti mengubah efektifitas dari upaya pengendalian penyakit, termasuk pemeriksaan diagnostik dan tata laksana.[9,11,12]

WHO memutuskan untuk penyebutan varian berdasarkan alfabet Yunani agar mudah diucapkan. Beberapa varian yang pernah ditemukan adalah B.1.1.7 (Alfa), B.1.526, B.1.351 (Beta), B.1.28.1 (Gamma), B.1.617.2 (Delta), dan B.1.1.529 (Omicron). Umumnya, varian-varian ini terjadi mutasi pada protein S yang menyebabkan perubahan sifat virus dan patogenesis. Seiring dengan penemuan varian baru maka semakin sulit untuk mengontrol pandemi COVID-19.[9]

Transmisi Virus SARS-CoV-2

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di pasar basah di Kota Wuhan yang menjual binatang hidup eksotis. Oleh sebab itu, transmisi binatang ke manusia merupakan mekanisme yang paling memungkinkan. Berdasarkan hasil genom SARS-CoV-2, kelelawar dipercayai menjadi inang asal. Akan tetapi, inang perantara karier dari virus ini masih belum diketahui secara pasti.[1,2,11]

Transmisi Droplet dan Airborne

Transmisi antara manusia ke manusia dapat terjadi melalui penyebaran droplet dan airborne yang dapat terjadi saat individu yang terinfeksi batuk atau bersin mengenai individu sehat pada jarak hampir 2 meter. Droplet atau airborne yang hinggap pada mulut atau hidung dapat terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi.

Droplet besar umumnya langsung jatuh dalam hitungan detik atau menit. Namun, droplet kecil dan partikel aerosol dapat berada pada udara dalam hitungan menit sampai jam.

Kontak pada barang yang sudah disentuh oleh pasien COVID-19, yang diikuti dengan sentuhan pada mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu juga dapat menjadi salah satu transmisi penyebaran virus, akan tetapi rute ini bukan transmisi utama penyebaran virus.[1,2,10,11]

Transmisi Vertikal Ibu Hamil

Transmisi ibu hamil ke janin secara intrauterine atau saat lahir pervaginam sampai sekarang belum diketahui secara pasti.[11,13,14]

Faktor Risiko

Faktor risiko terinfeksi COVID-19 sampai sekarang belum diketahui secara menyeluruh. Faktor risiko yang telah diketahui terutama adalah:

  • Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19
  • Kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi COVID-19[10]

Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko mortalitas pada pasien COVID-19, antara lain:

  • Usia >50 tahun, wanita hamil
  • Pasien imunokompromais seperti HIV, keganasan seperti kanker paru

  • Hipertensi, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronis

  • Penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung

  • Disfungsi koagulasi dan organ
  • Skor sequential organ failure assessment (SOFA) yang tinggi
  • Neutrofilia, D-dimer >1 µg/L[15-17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Cascella M, Rajnik M, et al. Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-19). Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
2. Sahin AR. 2019 Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the Current Literature. Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.
3. Guo Y-R, Cao Q-D, et al. The origin, transmission and clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak - an update on the status. Mil Med Res. 2020;7(1):11.
9. Forchette L, Sebastian W, Liu T. A Comprehensive Review of COVID-19 Virology, Vaccines, Variants, and Therapeutics. Current Medical Science. 2021;41(6):1037-1051. doi:10.1007/s11596-021-2395-1
10. van Doremalen N, Bushmaker T, et al. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med. 2020.
11. Rothan HA, Byrareddy SN. The epidemiology and pathogenesis of virus corona disease (COVID-19) outbreak. J Autoimmun. 2020;(February):102433.
12. World Health Organization. Tracking SARS-CoV-2. WHO. 2021. https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/
13. Rasmussen SA, Smulian JC, et al. Virus corona Disease 2019 (COVID-19) and Pregnancy: What obstetricians need to know. Am J Obstet Gynecol. 2020;2019.
14. Fan C, Lei D, Fang C, et al. Perinatal Transmission of COVID-19 Associated SARS-CoV-2: Should We Worry? Clin Infect Dis. 2020.
15. Wu C, Chen X, et al. Risk Factors Associated With Acute Respiratory Distress Syndrome and Death in Patients With Virus corona Disease 2019 Pneumonia in Wuhan, China. JAMA Intern Med. 2020;1–10. Fang L, Karakiulakis G, Roth M. Are patients with hypertension and diabetes mellitus at increased risk for COVID-19 infection? Lancet Respir. 2020;2600(20):30116.
16. Fang L, Karakiulakis G, Roth M. Are patients with hypertension and diabetes mellitus at increased risk for COVID-19 infection? Lancet Respir. 2020;2600(20):30116.
17. Zhou F, Yu T, et al. Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with COVID-19 in Wuhan , China : a retrospective cohort study. Lancet. 2020;6736(20):1–9.

Patofisiologi COVID-19 (Coronavi...
Epidemiologi COVID-19 (Coronavir...

Artikel Terkait

  • Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
    Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
  • Memahami Herd Immunity dalam Pandemi COVID-19
    Memahami Herd Immunity dalam Pandemi COVID-19
  • Efek Jangka Panjang dari COVID-19
    Efek Jangka Panjang dari COVID-19
  • Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19
    Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drh.Joseph Moses
Dibalas 15 Februari 2024, 08:39
Gejala COVID-19 pada hewan
Oleh: drh.Joseph Moses
1 Balasan
Zoonosis merupakan penyakit yang menular dari manusia ke hewan atau sebaliknya. Apakah kemarin ketika pandemi covid ada hewan dokter sekalian yang terkena...
Anonymous
Dibalas 18 Desember 2023, 15:53
Penanganan bagaimana yang tepat untuk pasien COVID-19 yang sudah vaksin
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter...izin tanya, bagaimana tatalaksana covid 19 bagi pasien dengan gejala ringan dan sudah vaksin. Apakah perlu terapi antivirus seperti...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 30 Agustus 2022, 09:14
Trending! Top 5 Artikel Kewaspadaan Pandemi di ALOMEDIKA
Oleh: dr. ALOMEDIKA
6 Balasan
ALO Dokter!Di saat kasus COVID-19 masih terus meningkat, masyarakat dikejutkan dengan kabar kasus pertama konfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia. Tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.