Edukasi dan Promosi Kesehatan Ebola
Edukasi terkait ebola virus disease (EVD) dilakukan pada pasien, keluarga pasien, dan masyarakat yang tinggal di sekitar pasien. Pencegahan EVD dapat dilakukan melalui pemberian vaksinasi rVSV-ZEBOV. [1,2,12]
Edukasi Pasien
Edukasi yang harus dilakukan pada pasien dan keluarga pasien EVD antara lain:
- Orang yang terinfeksi harus berada dalam ruang isolasi
- Semua peralatan, limbah medis, limbah pasien, dan permukaan yang mungkin bersentuhan dengan cairan tubuh perlu didesinfeksi
- Orang yang merawat pasien harus menggunakan alat pelindung diri (APD) derajat 3, termasuk masker N95, baju hazmat khusus, sepatu boot, pelindung mata atau face shield, sarung tangan bedah karet steril, penutup kepala, dan apron
Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir
- Mengonsumsi makanan yang dimasak matang[1,2,12]
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan produk berbasis alkohol, deterjen, natrium hipoklorit (pemutih), atau kalsium hipoklorit (bubuk pemutih). Dapat juga dengan melakukan pemanasan selama 30−60 menit pada suhu 60 derajat C, atau selama 5 menit pada suhu mendidih.[1,2,12]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit ebola, maka masyarakat yang tinggal disekitar pasien perlu diberikan edukasi sebagai berikut:
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air
- Mengonsumsi makanan yang dimasak matang
- Membatasi aktifitas perjalanan pada daerah endemik, harus dilakukan pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran yang semakin meluas
- Menghindari kontak dengan jenazah pasien EVD, sehingga mekanisme penguburan harus secara khusus diperhatikan secara konsisten dengan memberikan perlindungan pada petugas penguburan[1,2,12]
Vaksinasi Virus Ebola
Vaksin virus ebola terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap EVD. Vaksin virus ebola disebut vaksin rVSV-ZEBOV, yang telah digunakan untuk wabah ebola pada tahun 2018−2019 di Republik Demokratik Kongo.[1,2]
Uji coba vaksin tersebut yang melibatkan 11.841 subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu yang menerima vaksin dan plasebo. Pada kelompok yang menerima vaksin (5.837 orang), tidak tercatat kasus ebola selama 10 hari atau lebih setelah vaksinasi. Wanita hamil atau menyusui dapat diberikan vaksin seperti masyarakat umum.[1,2]
Efek buruk setelah vaksin dapat terjadi pada beberapa orang tetapi biasanya gejala ringan, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan demam ringan yang tidak berbahaya. Vaksin rVSV-ZEBOV hanya mengandung bagian virus Zaire ebolavirus, sehingga pemberian vaksin tidak berarti seseorang pasti tidak terkena EVD. EVD dapat disebabkan spesies virus ebola lainnya, yaitu Sudan ebolavirus, Taï Forest ebolavirus (sebelumnya Cote d'ivoire ebolavirus), atau Bundibugyo ebolavirus.[1,2]
Oleh karena itu, walaupun sudah menerima vaksin, masyarakat tetap harus melakukan tindakan pencegahan penularan akibat paparan cairan tubuh pasien melalui kulit dan mukosa. Mencuci tangan secara teratur dengan air dan sabun sangat penting dilakukan.[1,2]