Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ebola general_alomedika 2023-05-03T14:45:07+07:00 2023-05-03T14:45:07+07:00
Ebola
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ebola

Oleh :
dr. Rendy Singgih
Share To Social Media:

Patofisiologi Ebola virus disease (EVD) pada manusia adalah virus Ebola menginfeksi banyak sel, seperti monosit, makrofag, sel dendritik, sel endotel, fibroblast, hepatosit, sel kortikal adrenal, dan sel epitel. Virus Ebola akan bermigrasi menuju kelenjar getah bening, lalu ke hati, limpa, serta kelenjar adrenal.[3,4]

Virus Ebola memiliki genom RNA beruntai negatif nonsegmented yang mengandung 7 gen struktural dan pengatur. Kode genome Ebola terdiri dari 4 protein struktural virion (VP30, VP35, nucleoprotein, dan protein polymerase [L]), dan 3 protein terkait membrane (VP40, glikoprotein [GP], dan VP24). Setelah manusia atau primata terinfeksi, masa periode awal replikasi virus akan berkembang cepat.[3,4]

Walaupun limfosit tidak terinfeksi virus ebola, tetapi limfosit tetap mengalami apoptosis yang menyebabkan penurunan jumlah limfosit dalam tubuh. Kemudian terjadi juga nekrosis hepatoseluler yang berhubungan dengan disregulasi proses pembekuan darah dan koagulopati. Selain itu, virus ebola juga memicu pelepasan sitokin pro-inflamasi yang menyebabkan kebocoran vaskuler dan gangguan pembekuan darah, sehingga terjadi kegagalan multiorgan dan syok hipovolemik.[3,4]

Penularan Virus

Seseorang dapat menularkan virus Ebola jika telah mengalami tanda dan gejala EVD. Masa inkubasi virus antara 6−21 hari. Seseorang yang memiliki risiko tinggi terkena EVD, seperti dekat dengan orang yang terinfeksi ebola, harus ikut diisolasi atau dijauhkan dari masyarakat.[1,2,5]

Virus Ebola menyebar melalui kontak langsung kulit yang terluka, mukosa mata, hidung, dan mulut, dengan cairan tubuh penderita, seperti urin, air liur, keringat, feses, muntahan, ASI, cairan ketuban, air mani, atau darah. Virus juga dapat menular pada orang yang menyentuh benda yang sudah terkena cairan tubuh atau darah pasien terinfeksi.[1,2,5]

Virus Ebola menetap di dalam air mani selama 70‒90 hari walaupun pasien telah sembuh dari EVD, sehingga berhubungan seksual dengan seseorang yang telah sembuh dari EVD masih dapat tertular virus. Sedangkan penularan virus melalui kontak langsung dengan cairan vagina penderita EVD, belum terbukti dari hasil penelitian.[1,2,5]

Virus Ebola tidak diketahui dapat menular melalui makanan. Namun, dapat menyebar melalui penanganan dan konsumsi hewan liar yang terinfeksi EVD. Nyamuk atau serangga lain tidak terbukti dapat menyebarkan virus.[1,5]

Referensi

1. Outbreaks. Ebola (Ebola Virus Disease). CDC.gov. 2021 https://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/index-2018.html
2. Ebola virus disease. WHO. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ebola-virus-disease
3. king JW. Ebola Virus Infection: Practice Essentials, Background, Pathophysiology and Etiology. Emedicine.Medscape.2021 https://emedicine.medscape.com/article/216288-overview#a1
4. Ebola virus disease Information for Clinicians in U.S. Healthcare Settings | For Clinicians | Ebola (Ebola Virus Disease) | Ebola Hemorrhagic Fever | CDC.gov. 2021.https://www.cdc.gov/vhf/ebola/clinicians/evd/clinicians.html
5. Transmission | Ebola Hemorrhagic Fever | CDC.gov. 2021. https://www.cdc.gov/vhf/ebola/transmission/index.html

Pendahuluan Ebola
Etiologi Ebola

Artikel Terkait

  • Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
    Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 22 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 18 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 17 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.