Patofisiologi Fever of Unknown Origin (FUO)
Patofisiologi fever of unknown origin (FUO), sama dengan patofisiologi demam pada umumnya, berhubungan dengan peningkatan kadar prostaglandin E2 (PGE2) pada hipotalamus sehingga memicu peningkatan set point suhu tubuh.[5]
Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang terkontrol secara ketat di atas rentang normal sebagai respons terhadap perubahan set point yang dimediasi oleh interleukin-1 pada hipotalamus. Zat yang menyebabkan demam dinamakan pirogen, dan terbagi terbagi menjadi dua, yaitu pirogen eksogen dan endogen.[6]
FUO pada tahun 1991 dibagi menjadi empat, yaitu klasik, nosokomial, neutropenik, dan berkaitan dengan HIV.[1]
Pirogen Eksogen
Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh, terutama adalah mikroba atau produknya, seperti toksin. Contoh pirogen eksogen adalah:
- Endotoksin lipopolisakarida yang diproduksi oleh bakteri gram negatif, yang menyebabkan peningkatan suhu yang berkaitan dengan dosis paparan
- Peptidoglikan yang dihasilkan oleh bakteri gram positif
- Virus menyebabkan demam dengan cara menginvasi langsung pada makrofag dan reaksi imunologis terhadap komponen virus, sehingga menimbulkan pembentukan antibodi, induksi interferon, dan nekrosis sel
- Nonmikrobial, sebagai contoh adalah proses fagositosis pada reaksi transfusi darah dan anemia hemolitik imun, kompleks antigen antibodi, hormon, obat-obatan, dan lesi intrakranial, seperti perdarahan dan trombosis[5,6]
Pirogen Endogen
Pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan bekerja pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Pirogen endogen termasuk dalam golongan sitokin dan dapat disebut sebagai sitokin pirogenik.
Contoh pirogen adalah interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor (TNF), dan interferon (INF). Tanpa adanya infeksi mikroba, inflamasi, trauma, atau kompleks, antigen-antibodi dapat menginduksi produksi IL-1, TNF, dan IL-6 sehingga memicu peningkatan set point pada hipotalamus.[5,6]
Patogenesis
Mikroba dan/atau produknya, disertai sitokin serta produk inflamasi lainnya (yang dilepas karena kerusakan jaringan, iskemia/nekrosis jaringan, dan/atau hipoksia) akan menginduksi makrofarg, sel endotel, dan sistem retikuloendotelial untuk memproduksi dan melepaskan sitokin pirogenik (IL-1, IL-6, TNF, IFN) ke dalam sirkulasi sistemik.[5]
Interaksi antara pirogen dengan endotelium vaskular sirkumventrikular hipotalamus adalah langkah pertama untuk meningkatkan set point ke tingkat suhu demam. Sitokin pirogenik tersebut akan memicu sintesis PGE2 di hipotalamus.[5]
Selain itu, toksin mikroba seperti endotoksin bertindak sebagai ligan toll-like receptor (TLR) di hipotalamus dan merangsang untuk sintesis PGE2. PGE2 akan meningkatkan set point termostatik di hipotalamus ke tingkat suhu demam. Pusat vasomotor akan mengirimkan sinyal untuk mempertahankan panas dengan cara vasokonstriksi dan menghasilkan panas dengan cara menggigil, sehingga terjadilah demam.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini