Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Giardiasis general_alomedika 2024-03-18T09:52:35+07:00 2024-03-18T09:52:35+07:00
Giardiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Giardiasis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Diagnosis definitif giardiasis bisa ditegakkan dari penemuan kista atau trofozoit Giardia intestinalis pada pemeriksaan mikroskopik feses. Menurut CDC, diagnosis giardiasis perlu dicurigai bila pasien mengeluhkan diare >3 hari.[2,6]

Anamnesis

Sebagian besar kasus giardiasis bersifat asimtomatik. Masa inkubasi giardiasis adalah 1-2 minggu (rerata 9 hari). Gejala klinis dapat dialami pasien hingga 3-10 minggu.[1,2]

Pada anamnesis, pasien dapat mengeluhkan diare cair dengan volume yang banyak dan bau menyengat serta steatore. Pada pasien dewasa, gejala klinis dapat berupa nyeri perut, mual, malaise, anoreksia, dan flatulensi. Sementara itu, pada anak-anak, keluhan yang lebih dominan adalah nyeri perut (diare yang terjadi minimal).[2]

Pada anamnesis, hal yang penting ditanyakan adalah faktor risiko berupa riwayat konsumsi air atau makanan yang mentah atau yang tidak bersih, riwayat tinggal atau pergi ke alam liar atau ke area dengan sanitasi buruk dalam waktu dekat, riwayat kontak dengan pasien diare, riwayat pekerjaan, dan riwayat seks oral-anal. Tanyakan juga status kehamilan pada pasien wanita karena wanita hamil akan membutuhkan pilihan obat yang berbeda.[2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter dapat menemukan tanda-tanda dehidrasi ringan pada pasien. Pada pemeriksaan abdomen, dokter bisa mendapatkan nyeri tekan difus yang minimal dan suara borborygmus pada auskultasi. Walaupun jarang, beberapa pasien mengalami demam, lesi kulit urtikaria atau granuloma anular, dan arthritis reaktif.[2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding giardiasis adalah traveler's diarrhea, inflammatory bowel disease, irritable bowel syndrome, intoleransi laktosa, gastroenteritis viral, dan strongyloidiasis. Diagnosis banding ini biasanya dapat dibedakan dari hasil anamnesis yang lengkap, terutama mengenai awitan gejala dan kejadian pendahulu seperti riwayat meminum air mentah atau merawat pasien dengan gejala yang sama.[1,6,8]

Pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan manifestasi klinis masing-masing pasien dapat dilakukan untuk membedakan diagnosis-diagnosis tersebut dari giardiasis. Selain itu, diagnosis giardiasis juga dapat dibedakan dari diagnosis lain melalui pemeriksaan feses mikroskopik, di mana dokter akan menemukan kista atau trofozoit Giardia.[8]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang definitif giardiasis adalah pemeriksaan feses mikroskopik atau sampel cairan duodenum. Beberapa tahun belakangan ini, immunoassay dan nucleic acid amplification technique mulai populer digunakan karena dapat memberikan hasil yang lebih objektif.[1,2,6]

Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopik

Pemeriksaan feses secara mikroskopik untuk kasus giardiasis dilakukan dengan cara mengambil tiga sampel feses. Interval pengambilan sampel-sampel feses tersebut adalah 2-3 hari karena pengeluaran kista tidak konsisten tiap hari. Pemeriksaan serial menggunakan tiga sampel feses memiliki sensitivitas >90%.[1,2,6]

Feses dapat diamati secara langsung dalam bentuk sediaan basah dengan pewarnaan larutan iodine atau methylene blue. Jika harus disimpan, proses pengawetan dapat memanfaatkan alkohol, polyvinyl, atau formalin 10%. Pada pasien asimtomatik, kista dapat ditemukan pada feses hingga 6 bulan atau lebih sejak terjadinya infeksi.[6]

Eritrosit dan leukosit pada feses tidak seharusnya ditemukan pada giardiasis. Apabila eritrosit dan leukosit ditemukan, dokter harus mencurigai kemungkinan infeksi lain.[1,5]

Tes String

Tes string dilakukan dengan cara menelan kapsul gelatin dan pemberat yang telah disambungkan ke benang. Ujung benang ditempelkan di bagian pipi. Kapsul yang ditelan akan larut dan ujung pemberat diharapkan sampai di duodenum. Setelahnya, benang dibiarkan selama minimal 4-6 jam dan pasien diwajibkan puasa.[1]

Saat benang ditarik keluar, jika ada pewarnaan empedu, sampel mukus yang ada dapat dipakai untuk pemeriksaan mikroskopis. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi ada tidaknya stadium trofozoit Giardia intestinalis.[1]

Pemeriksaan Antigen Feses

Deteksi antigen Giardia di feses dapat menggunakan enzyme linked immunosorbent assays (ELISA) atau pemeriksaan direct fluorescent antibody (DFA) terhadap antigen kista dan trofozoit Giardia. Sensitivitas pemeriksaan ini 85-98% dengan spesifisitas antara 90-100%.[1,6]

Pemeriksaan Penunjang Baru

Polymerase chain reaction (PCR) menjadi metode nucleic acid amplification test (NAAT) yang populer untuk giardiasis karena sensitivitasnya mencapai 98% dan spesifitasnya mencapai 100%. Metode PCR juga bisa digunakan untuk skrining sampel air.[1,6]

Biopsi

Biopsi jarang dilakukan untuk kasus giardiasis. Namun, biopsi dapat dimintakan pada kasus diare kronis dengan gejala yang mengarah ke giardiasis tetapi hasil pemeriksaan feses negatif. Biopsi jaringan duodenum dapat menemukan trofozoit Giardia menempel pada epitel usus. Gambaran histopatologi yang dapat ditemukan adalah atrofi vili usus sebagian atau total dengan infiltrasi inflamasi pada lamina propria.[1,2,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Nazer H. Giardiasis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/176718-overview
2. Dunn N, Juergens AL. Giardiasis. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513239/
5. Minetti C, Chalmers RM, Beeching NJ, et al. Giardiasis. BMJ. 2016;355:i5369.
6. Leung AKC, Leung AMM, Wong AHC, et al. Giardiasis: An overview. Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery. 2019;13:134-143.
8. Rumsey P, Waseem M. Giardia Lamblia Enteritis. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531495/

Epidemiologi Giardiasis
Penatalaksanaan Giardiasis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.