Prognosis Giardiasis
Prognosis pasien giardiasis baik karena penyakit ini umumnya manifestasi klinis ringan dan infeksi dapat bersifat self-limiting dalam beberapa minggu. Namun, kasus reinfeksi dan infeksi kronis dapat terjadi, sehingga menyebabkan komplikasi. Komplikasi bisa berupa komplikasi gastrointestinal maupun ekstraintestinal.[3]
Komplikasi
Komplikasi jangka pendek yang dapat timbul akibat giardiasis adalah dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia dan hiponatremia.
Sementara itu, komplikasi jangka panjang yang bisa ditemukan adalah malnutrisi dan gangguan tumbuh kembang, terutama pada anak <2 tahun. Irritable bowel syndrome (IBS) pascainfeksi juga dapat terjadi. Pasien giardiasis memiliki risiko 5-10% lebih tinggi untuk mengalami IBS bila dibandingkan dengan pasien yang mengalami infeksi usus oleh patogen lain.[2,3,6,8,9,13]
Komplikasi jangka panjang lain dapat berupa dispepsia fungsional, sindrom kelelahan kronis, alergi makanan, arthritis reaktif pascainfeksi, dan miopati hipokalemia. Pasien juga dapat mengalami retinopati dengan gambaran salt and pepper serta kelainan okular lainnya seperti iridosiklitis, choroiditis, dan perdarahan retina.[2,3,6,8,9,13]
Prognosis
Umumnya, pasien giardiasis dengan imunitas yang baik memiliki prognosis yang baik karena sebagian besar infeksi bersifat self-limiting. Angka kesembuhan mencapai 90% dengan pemberian medikamentosa. Namun, bila tidak ada modifikasi untuk sanitasi lingkungan dan higienitas personal, kasus reinfeksi bisa terjadi. Pasien anak, pasien lansia, dan pasien imunodefisiensi lebih berisiko mengalami giardiasis kronis dan kasus reinfeksi.[3,8,14]
Dalam penelitian Hanevik, et al., sebanyak 76 dari 82 pasien mengalami gejala irritable bowel syndrome dan dispepsia fungsional hingga 6 bulan setelah giardiasis sembuh. Bahkan, beberapa pasien mengeluhkan sindrom kelelahan kronis hingga beberapa tahun setelah infeksi.[13]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur