Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gigitan Manusia general_alomedika 2021-11-19T13:50:45+07:00 2021-11-19T13:50:45+07:00
Gigitan Manusia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gigitan Manusia

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa gigitan manusia termasuk yang paling besar ke-3 setelah gigitan anjing dan kucing. Luka gigitan manusia dilaporkan berkontribusi antara 3,6 hingga 23% dari semua kasus gigitan.[1,2,5,6]

Global

Dari semua kasus gigitan manusia yang pernah dilaporkan, sekitar 60% terjadi pada ekstremitas atas dominan, 15% pada regio kepala dan leher, sisanya terjadi di payudara, kelamin, paha, dan bagian tubuh lainnya. Pada regio kepala leher, luka gigitan manusia paling sering terjadi pada telinga, hidung, dan bibir.[1–3,7]

Di Amerika Serikat, gigitan manusia adalah salah satu kasus tersering di UGD pada anak. Sekitar 10% luka gigitan manusia pada anak mengalami infeksi.[4]

Dalam sebuah studi di Nigeria, didapatkan sekitar 13% kasus gigitan manusia dari total 219 kasus kekerasan. Umumnya usia korban dan pelaku berkisar di 30-an tahun. Mayoritas kasus terjadi di dalam lingkungan tempat tinggal dengan pelaku kekerasan dikenal korban.[3]

Indonesia

Di Indonesia, data kasus gigitan manusia masih terbatas. Namun, sebuah penelitian deskriptif retrospektif yang didapatkan dari data forensik RS Bhayangkara Tingkat 3 Manado menunjukkan sebanyak 34 dari 2197 kasus forensik klinik melibatkan gigitan manusia. Lokasi gigitan manusia paling sering di daerah lengan (23,4%) dan paling jarang di pipi dan leher (0,2%).[5]

Mortalitas

Gigitan manusia jarang berkaitan langsung dengan mortalitas. Dalam salah satu laporan kasus, ditemukan seorang korban perkelahian yang meninggal dunia 10 hari setelah mengalami luka gigitan manusia di bagian tangan. Dalam prosesnya, korban mengalami infeksi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri hebat, produksi cairan serosa dan pus, diskolorasi, dan hilangnya fungsi. Kemudian, korban mengeluh demam dan lemas, lalu meninggal 24 jam setelah dilakukan upaya amputasi distal siku.[8]

Referensi

1. Barrett J. Human Bites. Medscape. 2021.
2. Maniscalco K, Edens MA. Human Bites. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430764/
3. Robsam SO, Ihechi EU, Olufemi WO. Human bite as a weapon of assault. Afr Health Sci 2018;18:79–89. https://doi.org/10.4314/ahs.v18i1.12.
4. Bula-Rudas FJ, Olcott JL. Human and Animal Bites. Pediatrics in Review 2018;39:490–500. https://doi.org/10.1542/pir.2017-0212.
5. Kristanto E. Analisis Jejas Gigitan pada Kasus Forensik Klinik. EG 2020;8. https://doi.org/10.35790/eg.8.1.2020.27094.
6. Williams BM, Purcell L, Kayange L, Gallaher J, Charles A. Characteristic and outcomes of human and animal bites in Malawi. Injury 2021;52:2188–93. https://doi.org/10.1016/j.injury.2021.03.045.
7. Jenkins GW, Isaac R, Mustafa S. Human bite injuries to the head and neck: current trends and management protocols in England and Wales. Oral Maxillofac Surg 2018;22:77–81. https://doi.org/10.1007/s10006-018-0670-5.
8. Iyidobi EC, Nwokocha AU, Nwadinigwe CU, Ugwoke KI. Above-elbow amputation and death following human bite mismanaged by quacks: a case report and review of literature. Niger J Med 2012;21:249–51.

Etiologi Gigitan Manusia
Diagnosis Gigitan Manusia
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.