Patofisiologi Gigitan Manusia
Patofisiologi gigitan manusia dapat terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu clenched-fist injury dan occlusive bites. Clenched-fist injury terjadi ketika seseorang memukul lawan di bagian wajah dan mengenai giginya, sehingga menimbulkan luka pada kepala tangan. Occlusive bites terjadi ketika seseorang menggigit tubuh lawan, biasanya jari atau tangan. Gigi yang digunakan untuk menggigit biasanya 6 gigi depan, yaitu insisivus sentral, insisivus lateral, dan caninus.[1–3]
Clenched-Fist Injury
Clenched-fist injury terjadi ketika telapak tangan yang mengepal menghantam gigi individu lain sehingga menghasilkan luka. Biasanya panjang luka berkisar 3 hingga 8 mm. Luka ini biasanya terjadi di permukaan punggung tangan, yaitu pada metakarpofalangeal 3 dan 4 atau sendi proksimal interfalangeal tangan dominan. Lapisan kulit pada area ini sangat tipis sehingga berpotensi menimbulkan jejas seperti penetrasi sendi, patah tulang metakarpal, dan laserasi tendon ekstensor. Mekanisme clenched-fist injury jarang menimbulkan jejas pada arteri dan saraf.[1]
Pada saat telapak tangan tersebut terbuka kepalannya, inokulum bakteri bisa terbawa ke arah proksimal menuju tendon ekstensor. Hal ini menyebabkan irigasi luka yang jauh lebih sulit. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah arthritis septik, osteomyelitis, tenosinovitis, tendinitis, kekakuan sendi, dan keterbatasan gerak yang permanen.[1,4]
Occlusive Bites
Occlusive bites merupakan luka gigitan dengan mulut tertutup yang terjadi dengan gaya yang besar sehingga mampu merusak integritas kulit. Luka seperti ini mempunyai tingkat infeksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan luka gigitan lain.[1]
Transmisi Penyakit
Komposisi inokulum bakteri pada luka gigitan manusia tidak bergantung pada mekanisme dan lokasi anatomis terjadinya luka. Luka gigitan manusia dapat mentransmisikan berbagai penyakit menular, termasuk tuberkulosis (TBC), tetanus, dan HIV. Saliva juga mengandung banyak organisme aerob dan anaerob sehingga dapat menyebabkan infeksi akibat Eikenella corrodens, Staphylococcus sp, Streptococcus sp, Corynebacterium sp, dan polimikroba lain.[1,2,4]