Penatalaksanaan Influenza
Pada kebanyakan kasus pasien imunokompeten, penatalaksanaan influenza hanya bersifat suportif. Hal ini karena penyakit ini mayoritas bersifat swasirna. Pasien diminta beristirahat, cukup minum, dan bisa diberikan antipiretik untuk meredakan gejala.[1]
Pemberian antivirus belum terbukti memiliki manfaat bermakna dalam penanganan influenza. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa pemberian antivirus tidak mengurangi angka rawat inap maupun mengurangi gejala influenza secara signifikan.[14,20,21]
Terapi Suportif
Penanganan awal yang dapat diberikan adalah menganjurkan istirahat dan menghindari kontak dengan orang lain. Minta pasien mencukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum. Antipiretik, seperti paracetamol atau ibuprofen, dapat diberikan untuk mengurangi gejala.[2]
Pada pasien yang tidak termasuk risiko tinggi dan hanya mengalami influenza ringan, tidak ada bukti bahwa pemberian antivirus bermanfaat. Pemberian antivirus dapat dipertimbangkan pada pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi dalam 24 jam pertama setelah awitan.[15]
Pemberian Antivirus
Pemberian antivirus seperti oseltamivir oral atau zanamivir inhalasi, belum terbukti menghasilkan manfaat signifikan pada pasien dengan influenza. Antivirus tidak terbukti mengurangi keperluan rawat inap maupun menghasilkan perbaikan gejala signifikan. Studi menunjukkan bahwa antivirus tidak memiliki manfaat yang jelas dan membawa risiko peningkatan efek samping.[20,21]
Antivirus mungkin dapat dipertimbangkan apabila:
- Pasien termasuk dalam kategori kelompok berisiko yang memiliki prognosis lebih buruk dibanding orang sehat yang terinfeksi influenza
- Terdapat pemberitahuan petugas kesehatan atau pemerintah bahwa sedang ada wabah influenza
- Pasien dapat memulai terapi dalam kurun waktu 48 jam sejak awitan gejala. Pemberian obat setelah 48 jam hanya boleh dipertimbangkan pada kondisi terbatas oleh spesialis penyakit infeksi.[2,15]
Jenis Antivirus
Pasien influenza yang memerlukan antivirus bisa menggunakan golongan neuraminidase inhibitors (NAIs) seperti oseltamivir oral dan zanamivir inhalasi. Pilihan lain adalah golongan cap-dependent endonuclease inhibitor seperti baloxavir, dan golongan adamantane seperti amantadine dan rimantadine.
NAIs dan baloxavir telah dilaporkan efektif untuk infeksi influenza tipe A dan B. Adamantane hanya efektif terhadap infeksi virus influenza tipe A saja dan saat ini tidak dianjurkan untuk diberikan dalam skenario klinis karena meningkatnya penyebaran strain virus influenza tipe A yang resisten adamantane.[14,17]
Tabel 1. Dosis Antivirus untuk Influenza
Jenis obat | Terapi | Kemoprofilaksis | Efek Samping Umum | ||
Dosis | Durasi | Dosis | Durasi pasca paparan terakhir | ||
Oseltamivir | |||||
Dewasa | 75 mg, 2 kali sehari | 5 hari | 75 mg, 1 kali sehari | 7 hari | Mual Muntah Nyeri kepala Reaksi kulit Diare
|
Anak ≥12 bulan
| |||||
≤15 kg | 30 mg, 2 kali sehari | 5 hari | 30 mg, 1 kali sehari | 7 hari | |
>15 kg hingga 23 kg | 45 mg, 2 kali sehari | 5 hari | 45 mg, 1 kali sehari | 7 hari | |
>23 kg hingga 40 kg | 60 mg, 2 kali sehari | 5 hari | 60 mg, 1 kali sehari | 7 hari | |
>40 kg | 75 mg, 2 kali sehari | 5 hari | 75 mg, sekali sehari | 7 hari | |
Bayi aterm 9-11 bulan | |||||
3,5 mg/kg/dosis, 2 kali sehari | 5 hari | 3,5 mg/kg/dosis, sekali sehari | 7 hari | ||
Bayi aterm 0-8 bulan | |||||
3 mg/kg/dosis, 2 kali sehari | 5 hari | 3–8 bulan: 3.0 mg/kg/dosis, sekali sehari | 7 hari | ||
Zanamivir | |||||
Dewasa | 10 mg inhalasi, 2 kali sehari | 5 hari | 10 mg inhalasi, sekali sehari | 7 hari | Bronkospasme Reaksi kulit |
Anak | ≥7 tahun: 10 mg inhalasi, 2 kali sehari | 5 hari | ≥5 tahun: 10 mg inhalasi, sekali sehari | 7 hari |
Sumber: dr. Reren, Alomedika, 2023.[2,3]
Indikasi Rujuk
Beberapa tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada pasien dewasa adalah:
- Terlihat sesak atau napas menjadi semakin cepat
- Nyeri atau terasa berat pada bagian dada atau abdomen
- Muntah yang hebat atau terus-menerus
- Gejala influenza yang dialami berkurang atau membaik, namun muncul kembali dengan demam dan batuk yang lebih hebat.[15]
Beberapa tanda bahaya tambahan untuk anak adalah:
- Ada tanda sianosis
- Kesadaran menurun atau kurang bisa diajak untuk berkomunikasi dan berinteraksi
- Demam disertai dengan ruam.[2,3]
Kriteria Rawat Inap
Pasien dengan influenza harus dirawat inap jika terdapat komplikasi influenza atau pasien mengalami penyakit serius lain selain influenza, termasuk pneumonia dan diabetes. Pasien juga perlu dirawat jika masih memiliki kemungkinan diagnosis banding lain yang serius, misalnya malaria dan meningitis. Anak berusia di bawah 1 tahun dan memiliki risiko komplikasi, misalnya ada penyakit jantung bawaan, juga sebaiknya dirawat.[16]
Penulisan pertama: dr. Sunita