Etiologi Pertusis
Etiologi pertusis adalah bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini berasal dari spesies Bordetella, famili Alcaligenaceae.
Bordetella pertussis ditetapkan sebagai satu-satunya penyebab pertusis, namun spesies Bordetella lain, seperti B. parapertussis dan B. holmesii, dapat juga menimbulkan gejala yang mirip dengan batuk rejan pada pertusis, namun lebih ringan. B. pertussis merupakan spesies Bordetella yang hanya menginfeksi manusia (satu-satunya reservoir).[1,2]
Bordetella pertussis
B. pertussisadalah bakteri coccobacillus gram negatif yang aerobik, pleomorfik, dan tidak motil. Bakteri ini bersifat fastidious, yakni membutuhkan nutrisi dan lingkungan yang khusus untuk tumbuh. B. pertussis bersifat katalase dan oksidase positif, serta tumbuh optimal pada suhu 35-37°C.[1,6]
B. pertussis mengandung beberapa produk aktif dan antigen yaitu pertussis toxin (PT), filamentous hemagglutinin (FHA), pertactin (PRN), adenylate cyclase toxin, tracheal cytotoxin, heat-labile toxin, dan Bordetellaresistance to killing protein (BrkA). PT, FHA, fimbrial proteins, PRN, dan BrkA berperan dalam penempelan bakteri ke sel epitel respiratori bersilia pada manusia.[1,2,4,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko pertusis meliputi paparan pada daerah epidemik. Risiko mengalami penyakit ini juga meningkat pada individu yang belum mendapat vaksin pertusis.
Faktor risiko lain adalah kontak erat dengan penderita, misalnya tinggal serumah dengan penderita, bertemu dengan penderita dalam jarak 1 meter, berada dalam 1 ruangan dengan penderita selama ≥1 jam, atau petugas kesehatan yang merawat penderita pertusis.[1,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Maria Rossyani