Panduan E-Prescription Trichuriasis
Panduan berikut diharapkan dapat membantu dokter umum untuk mengenali, mendiagnosis, dan memberikan penanganan yang tepat pada penyakit trichuriasis atau infeksi cacing cambuk.
Tanda dan Gejala
Gejala yang dapat muncul antara lain rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen, nyeri saat defekasi, feses berlendir dan berdarah, defekasi nokturnal, diare atau konstipasi.[1-3]
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan ringan pada abdomen, tanda anemia, darah pada rectal touche, clubbing finger, prolaps rektum pada infeksi berat, dan visualisasi cacing dewasa pada mukosa rektum jika rektum prolaps.[1,2]
Peringatan
Albendazole dan mebendazole tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat golongan benzimidazol.[17,18]
Data mengenai keamanan mebendazole untuk anak usia <2 tahun, keamanan albendazole untuk anak usia <1 tahun, dan keamanan ivermectin untuk anak dengan berat badan <15 kg, belum diketahui.[3,17,18,19]
Efek samping mebendazole yang signifikan antara lain gangguan fungsi hati (reversible), hepatitis, neutropenia, dan agranulositosis. Efek samping albendazole yang paling sering muncul antara lain nyeri kepala dan peningkatan enzim hati yang reversible. Efek samping umum ivermectin yang dapat terjadi antara lain vertigo, nyeri abdomen, konstipasi, diare, mual, muntah, fatigue, pusing, dan reaksi alergi kulit. Hentikan pengobatan jika muncul penurunan kesadaran akibat efek neurotoksisitas.[17,18,19]
Rujukan dan konsultasi spesialis terkait (internist, gastroenterologist) diperlukan jika terjadi komplikasi prolaps rektum atau anemia berat.[1,2]
Medikamentosa
Terapi antelmintik lini pertama yang dapat diberikan untuk dewasa dan anak usia di atas 2 tahun adalah mebendazole dosis 100 mg 2 kali sehari, diberikan selama 3 hari. Terapi lini kedua untuk dewasa dan anak usia di atas 1 tahun adalah albendazole 400 mg sekali sehari, 1 dosis.[1-3]
Pemberian pada Ibu Hamil
Albendazole, mebendazole, dan ivermectin termasuk kategori C berdasarkan food and drug administration (FDA). Albendazole dan mebendazole tidak boleh diberikan pada trimester pertama, namun pada trimester kedua dan ketiga albendazole dan mebendazole dapat dipertimbangkan jika manfaat melebihi risikonya, dan tidak ada alternatif obat lain.[3,17,18,19]
Data mengenai penggunaan ivermectin pada ibu hamil masih terbatas, namun belum ada laporan kejadian malformasi ataupun efek berbahaya yang langsung ataupun tidak langsung pada janin sehingga ivermectin hanya dapat diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[3,20]
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada ibu hamil yang mengalami cacingan, albendazole dan mebendazole bisa diberikan pada trimester kedua dan ketiga. Selanjutnya, kehamilan harus menjalani pengawasan dokter untuk mengantisipasi efek merugikan pada ibu dan janin.[5]