Diagnosis Tuberculous Osteomyelitis
Manifestasi klinis Tuberculous osteomyelitis tidak spesifik, oleh karena itu penegakan diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang MRI yang dinilai memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi.
Anamnesis
Keluhan sistemik pada osteomielitis TB tidak spesifik, seperti:
- Demam
- Menggigil
- Letargi
- Kelelahan
- Berat badan turun dalam beberapa bulan.
Dapat juga ditemukan gejala lokal Tuberculous osteomyelitis seperti :
- Nyeri dan kaku yang terlokalisir di sekitar lesi
- Nyeri menjalar pada saraf yang terangsang
- Spasme otot [2]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi, seperti :
- Tanda peradangan : Kemerahan, edema, nyeri, teraba hangat
- Keterbatasan Range of Motion (ROM)
- Deformitas
- Tanda gangguan vaskularisasi pada daerah ekstremitas.[2]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding yang dapat dipikirkan, adalah:
Sarcoma Ewing
Ewing Sarcoma merupakan tumor pada daerah muskuloskeletal. Tanda dan gejala dari penyakit ini adalah nyeri terlokalisasi disertai adanya tumor yang bisa diraba. Pada pemeriksaan pencitraan dapat ditemukan adanya tumor dan pemeriksaan histologi ditemukan adanya sel tumor yang kecil, bulat, dan biru berbentuk rosette.[8]
Arthritis Septik
Arthritis septik atau arthritis infeksius merupakan invasi langsung ruang sendi akibat bakteri. Keluhan pada arthritis septik bersifat nyeri akut dan biasanya terdapat riwayat trauma. Pada pemeriksaan pasien dengan kecurigaan arthritis septik biasanya didapatkan triad, yaitu demam, nyeri, dan gangguan range of motion. Pada pemeriksaan cairan sendi dapat ditemukan adanya mikroba.[9]
Gout dan Pseudogout
Gout dan pseudogout merupakan inflamasi pada sendi yang disebabkan oleh kumpulan kristal monosodium urate monohidrat (gout) dan kalsium pirofosfat (pseudogout).
Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri mendadak pada daerah jari-jari, pergelangan tangan/kaki, dan lutut. Nyeri pada gout biasanya terjadi tiba-tiba dan bertahan selama 8-12 jam, sedangkan pada pseudogout terjadi lebih perlahan dan onset bisa sampai beberapa hari. Diagnosis dapat ditegakkan dengan analisis cairan sendi.[10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, yaitu melalui pemeriksaan radiografi, biopsi tulang dan kultur, dan pemeriksaan darah.
X-ray
Pada pemeriksaan radiografi dapat terjadi penebalan periosteal, penebalan korteks, sclerosis, dan ireguler. Pada beberapa kasus, didapatkan pula pembentukan tulang baru, osteolisis, dan kerusakan trabekular. Namun, hasil pemeriksaan negatif pada radiografi tidak dapat menyingkirkan diagnosis osteomielitis.[2,5]
MRI:
MRI merupakan metode yang dipilih untuk mendiagnosis Tuberculous osteomyelitis karena memiliki sensitivitas yang tinggi. MRI dapat memperlihatkan adanya destruksi tulang dan memberikan gambaran abnormalitas sumsum tulang.[2,5]
CT Scan
Pemeriksaan CT Scan berguna untuk biopsi jarum untuk diagnosis dan rencana preoperatif untuk mendeteksi abnormalitas tulang. Adanya defek kortikal juga dapat terjadi pada CT Scan.[2,5]
Biopsi Tulang dan Kultur
Biopsi dapat dilakukan pada beberapa kasus, namun jarang dilakukan karena memiliki tingkat kesulitan tinggi dan bersifat invasif. Pada pemeriksaan histologi dapat ditemukan adanya nekrosis kaseosa dan formasi sel raksasa. Bakteri tahan asam jarang ditemukan dan biakan sering memberi hasil negatif.[5]
GenXpert
GenXpert digunakan sebagai rapid test untuk diagnosis tuberkulosis paru, tetapi tidak spesifik untuk tuberculous osteomyelitis. GenXpert merupakan pemeriksaan dengan menggunakan metode real-time Polymerase Chain Reaction (PCR) melalui deteksi DNA bakteri TB. Pemeriksaan ini dapat memberikan hasil sekitar 2 jam setelah pengambilan sampel. Batas deteksi bakteri TB dengan metode ini adalah minimal 131 kuman/mL sputum. [11]
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan laju endap darah (LED) meningkat >100 mm/jam. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan adanya leukositosis dan anemia. Namun, pemeriksaan darah tidak spesifik karena dapat juga ditemui dalam berbagai kondisi infeksi dan inflamasi lainnya, seperti infeksi saluran pernafasan atas atau lupus.