Prognosis Tuberculous Osteomyelitis
Prognosis pasien dengan Tuberculous osteomyelitis bergantung pada beratnya infeksi, adanya defisit neurologis, waktu terdiagnosis, dan durasi terapi OAT.
Komplikasi
Komplikasi pada Tuberculous osteomyelitis dapat memperburuk prognosis, karena:
- Defisit neurologis: sekitar 50% pasien dengan TB spinal mengalami komplikasi neurologi akibat kompresi dari spina kordalis dan akar saraf
- Kifosis: 80% pasien dapat mengalami kifosis terlokalisasi. Progresi penyakit dapat meningkat jika ada keterlibatan daerah toraks dan multipel pembuluh darah spinal
- Abses psoas: adanya abses psoas cukup sering terjadi pada pasien yang mengalami TB pada daerah panggul, sekitar 24%
- Abses retrofaringeal: abses ini dapat terjadi pada pasien dengan TB pada daerah servikal. Hal ini dapat menyebabkan pasien kesulitan menelan dan hoarseness.[1]
Prognosis
Apabila terapi tuberculous osteomyelitis menggunakan lini satu (rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, ethambutol) tidak dilaksanakan dengan rutin, infeksi dapat berulang kembali dan bersifat lebih progresif. Prognosis pasien bergantung pada beratnya derajat infeksi, defisit neurologis, dan waktu terdiagnosis. Pada pasien yang sudah mengalami deformitas atau defisit neurologis disarankan menjalani kombinasi terapi obat antituberkulosis dan bedah untuk meningkatkan angka kesembuhan.[15]