Diagnosis Binge Eating Disorder
Diagnosis binge eating disorder ditegakkan bila ada konsumsi makanan dalam jumlah yang lebih besar daripada yang dikonsumsi orang lain dalam situasi dan rentang waktu yang sama. Episode ini terjadi minimal 1 kali setiap minggu selama 3 bulan.[1,8]
Anamnesis
Pada anamnesis, dokter perlu menggali usia saat onset, frekuensi, durasi tiap episode, jumlah makanan yang dikonsumsi, perasaan yang timbul atau berhubungan dengan perilaku binge, dan ada tidaknya perilaku kompensatorik seperti muntah dan konsumsi obat laksatif.[1,8]
Hal lain yang perlu digali adalah komorbiditas (misalnya masalah psikologis, obesitas, dan diabetes), pemicu emosional, dan ada tidaknya pengaruh dari media bahwa binge adalah mekanisme coping yang bisa diterima.[1]
Selain itu, Dokter perlu menggali riwayat abuse emosional di masa kanak-kanak, gangguan intake makanan di masa kanak-kanak, ide bunuh diri, penyalahgunaan zat, riwayat kekerasan fisik dan seksual, gangguan body image, dan riwayat gangguan makan di keluarga.[1,6]
Status nutrisi juga perlu digali dengan menanyakan riwayat diet dan perubahan berat badan, aktivitas fisik, pola makan dan pilihan makanan saat ini, intensitas dan frekuensi binge, dan tipe perilaku makan berlebihan (misalnya makan berlebihan di jam makan, makan di malam hari, dan makan snack berlebihan).[1,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan apakah pasien mengalami obesitas. Selain itu, pasien dengan binge eating disorder perlu mendapatkan pemeriksaan berkala untuk tekanan darah dan kadar glukosa darah. Pasien mungkin mengalami hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus, refluks gastroesofageal, dan obstructive sleep apnea.[1,2]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaaan penunjang bisa dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti binge eating scale, three factor eating questionnaire, body shape questionnaire, ataupun kuesioner untuk pola makan dan berat badan.[1]
Kriteria Diagnosis DSM-5
Kriteria diagnosis binge eating disorder berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5) adalah:
- Adanya konsumsi makanan dalam jumlah lebih besar dari yang bisa dikonsumsi orang lain dalam situasi dan rentang waktu yang sama (biasanya dalam 2 jam)
- Kurangnya pengendalian makan dan adanya rasa bersalah setelah makan
- Episode berlangsung setidaknya 1 kali setiap minggu selama 3 bulan
- Episode tidak berhubungan dengan perilaku kompensatorik[8]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding binge eating disorder adalah bulimia nervosa, gangguan cemas, dan sindrom Kleine-Levin.[1,8]
Bulimia Nervosa
Berbeda dengan pasien binge eating disorder, pasien bulimia nervosa memiliki perilaku kompensatorik seperti muntah dan menggunakan laksatif setelah episode makan yang banyak.[1,8]
Gangguan Cemas
Makan bisa merupakan salah satu coping pada gangguan cemas. Binge eating disorder akan ditegakkan bila coping ini terjadi setiap minggu selama 3 bulan.[1,8]
Sindrom Kleine-Levin
Pada gangguan ini, episode makan banyak berhubungan dengan tidur berlebihan.[1,8]
Gangguan Mood
Episode makan banyak bisa merupakan salah satu profil psikologis pada pasien yang mengalami gangguan mood.[1,8]