Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gangguan Obsesif Kompulsif general_alomedika 2023-07-24T11:51:05+07:00 2023-07-24T11:51:05+07:00
Gangguan Obsesif Kompulsif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gangguan Obsesif Kompulsif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan mental yang ditandai oleh adanya pikiran intrusif berulang (obsesi) dan tindakan mental atau perilaku yang menyertai pikiran-pikiran tersebut (kompulsi). Beberapa pasien mungkin hanya mengalami obsesi atau kompulsi saja, namun sebagian besar pasien mengalami keduanya. Prevalensi seumur hidup dari gangguan obsesif kompulsif adalah 1,5% pada wanita dan 1% pada lelaki. Di Indonesia, terdapat kemungkinan bahwa kondisi ini underdiagnosed karena banyaknya miskonsepsi.[1]

Dalam DSM V, gangguan obsesif kompulsif diklasifikasikan dalam satu kelompok dengan gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic), gangguan hoarding, trikotilomania, ekskoriasi, dan perilaku obsesif kompulsif lainnya. Kelompok diagnosis ini ditandai dengan hendaya dalam mengendalikan impuls. [2] Dalam ICD X, gangguan obsesif kompulsif masuk dalam kelompok gangguan cemas.[3]

ocd

Gangguan obsesif kompulsif biasanya memiliki awitan lebih awal dan banyak ditemukan pada anak dan remaja. Faktor risiko paling besar untuk gangguan ini adalah faktor genetik, riwayat kekerasan fisik dan seksual, serta riwayat pengalaman traumatik di masa kecil.[2]

Bila ditangani dengan baik, gangguan obsesif kompulsif dapat dikendalikan dan gangguan terhadap fungsi sehari-hari bisa diminimalisir. Namun bila tidak ditangani, gangguan ini dapat berlangsung secara kronik.[2,4]

Terapi untuk gangguan obsesif kompulsif menggunakan kombinasi farmakoterapi dengan obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan psikoterapi cognitive behavioral therapy (CBT) dengan teknik Exposure and Response Prevention (ERP).[1]

Referensi

1. Stein DJ, Costa DLC, Lochner C, et al. Obsessive-compulsive disorder. Nat Rev Dis Primers. 2019;5(1):52. Published 2019 Aug 1. doi:10.1038/s41572-019-0102-3
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fifth edition (DSM-5). American Psychiatric Association, 2013. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
3. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 2007. https://www.who.int/classifications/icd/en/bluebook.pdf
4. Albert U, Dell’Osso B, Maina G. Towards Italian guidelines for the pharmacological treatment of Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) in adults: a preliminary draft. Evidence based Psychiatric Care 2019;5:21–9. https://www.evidence-based-psychiatric-care.org/wp-content/uploads/2019/06/04_Albert.pdf

Patofisiologi Gangguan Obsesif K...
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 2 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 2 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 21 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.