Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Obsesif Kompulsif general_alomedika 2023-07-24T11:51:42+07:00 2023-07-24T11:51:42+07:00
Gangguan Obsesif Kompulsif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Obsesif Kompulsif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Edukasi pasien untuk gangguan obsesif kompulsif difokuskan pada psikoedukasi untuk mengurangi tingkat gangguan fungsi. Keluarga perlu diedukasi mengenai peningkatan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri, sehingga pemantauan oleh keluarga dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

Edukasi Pasien dan Keluarga

Pasien perlu mendapatkan edukasi mengenai penyakit dan terapi yang bisa didapatkan. Pasien diterangkan mengenai obsesi dan kompulsi, serta bantu pasien untuk mengenali tingkat disfungsi yang terjadi akibat gangguannya. Pasien juga perlu mendapatkan edukasi mengenai lambatnya respon terapi untuk gangguan obsesif kompulsif. Klinisi harus menyampaikan hal ini dan mendorong pasien untuk tetap mengikuti terapi pada tahap awal penatalaksanaan.[1,5,8]

Selain pada pasien, edukasi juga perlu diberikan kepada keluarga. Hal ini karena biasanya keluarga terlibat dalam gejala-gejala yang dialami pasien, terutama dalam kompulsi yang dilakukan. Sebaliknya, pasien sering menjadi agresif terhadap keluarganya ketika tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan kompulsi. Keluarga perlu mendapatkan edukasi mengenai apa yang harus dilakukan ketika pasien melakukan kompulsi, memotivasi pasien untuk menahan kompulsi, dan membantu distraksi.[4,11]

Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perhatikan adanya banyak miskonsepsi dan berbagai perbedaan kultur saat melakukan edukasi terhadap keluarga pasien dengan gangguan obsesif kompulsif. Keluarga mungkin lebih cenderung menyalahkan pasien atas kondisi yang dideritanya karena menganggap obsesi dan kompulsi yang dialami sebagai bagian dari kepribadian pasien, bukan gangguan psikiatri. Kesadaran akan gangguan obsesif kompulsif perlu ditingkatkan agar keluarga mampu membantu dan mendorong pasien mencari pertolongan medis, bukannya beralih pada pengobatan alternatif.[18]

Gangguan Obsesif Kompulsif dan Risiko Bunuh Diri

Gangguan obsesif kompulsif telah dihubungkan dengan peningkatan pemikiran dan perilaku bunuh diri, terutama pada pasien yang memiliki komorbiditas seperti gangguan kepribadian dan penyalahgunaan obat. Pasien dengan gangguan obsesif kompulsif juga dilaporkan memiliki kecenderungan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya adalah prediktor kematian akibat bunuh diri. Minta kerjasama keluarga untuk mendeteksi risiko bunuh diri pada pasien dan lakukan pendekatan medis yang sesuai.[14-16]

Upaya Pencegahan

Tidak ada metode pencegahan untuk gangguan obsesif kompulsif. Upaya pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah relaps karena meskipun ada manajemen yang efektif, sebagian pasien hanya mengalami remisi parsial. Metode yang paling efektif adalah edukasi pada pasien dan keluarga untuk mampu mengidentifikasi stressor, situasi, atau paparan yang berpotensi memicu kecemasan dan menimbulkan relaps obsesi. Pasien diminta membuat daftar hal-hal ini dan belajar mengenalinya, sehingga pasien bisa mengembangkan strategi untuk menghadapi atau mengantisipasi stressor tersebut dan meminimalkan kecemasan yang timbul.

Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengeliminasi faktor risiko, seperti kekerasan fisik dan seksual, serta pengalaman traumatik di masa kecil. Hal ini terutama penting pada keluarga yang memiliki predisposisi genetik gangguan obsesif kompulsif.[10]

Referensi

1. Stein DJ, Costa DLC, Lochner C, et al. Obsessive-compulsive disorder. Nat Rev Dis Primers. 2019;5(1):52. Published 2019 Aug 1. doi:10.1038/s41572-019-0102-3
4. Albert U, Dell’Osso B, Maina G. Towards Italian guidelines for the pharmacological treatment of Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) in adults: a preliminary draft. Evidence based Psychiatric Care 2019;5:21–9. https://www.evidence-based-psychiatric-care.org/wp-content/uploads/2019/06/04_Albert.pdf
5. Fenske JN, Petersen K. Obsessive-Compulsive Disorder: Diagnosis and Management. American Family Physician 2015;92:8. https://www.aafp.org/afp/2015/1115/p896.html
8. Sarvet B. Childhood Obsessive-Compulsive Disorder. Pediatrics in Review 2013;34:12. https://pedsinreview.aappublications.org/content/pedsinreview/34/1/19.full-text.pdf
9. Thobaben M. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD): Symptoms and Interventions. Home Health Care Management & Practice 2012;24:211–3. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1084822312441364
10. Johnson C, Blair-West S. Obsessive-compulsive disorder: The role of the GP. Australian Family Physician 2013;42:4. https://www.racgp.org.au/afp/2013/september/ocd/
11. Veale D. Cognitive–behavioural therapy for obsessive–compulsive disorder. Adv. psychiatr. treat 2007;13:438–46. https://www.veale.co.uk/wp-content/uploads/2010/10/56-CBT-for-OCD-2007.pdf
14. Angelakis I, Gooding P, Tarrier N, Panagioti M. Suicidality in obsessive compulsive disorder (OCD): a systematic review and meta-analysis. Clin Psychol Rev. 2015 Jul;39:1-15. doi: 10.1016/j.cpr.2015.03.002. Epub 2015 Mar 25. PMID: 25875222.
15. Brakoulias V, Starcevic V, Belloch A, Brown C, Ferrao YA, Fontenelle LF, Lochner C, Marazziti D, Matsunaga H, Miguel EC, Reddy YCJ, do Rosario MC, Shavitt RG, Shyam Sundar A, Stein DJ, Torres AR, Viswasam K. Comorbidity, age of onset and suicidality in obsessive-compulsive disorder (OCD): An international collaboration. Compr Psychiatry. 2017 Jul;76:79-86. doi: 10.1016/j.comppsych.2017.04.002. Epub 2017 Apr 12. PMID: 28433854.
16. Fernández de la Cruz L, Rydell M, Runeson B, et al. Suicide in obsessive-compulsive disorder: a population-based study of 36 788 Swedish patients. Mol Psychiatry. 2017;22(11):1626-1632. doi:10.1038/mp.2016.115
18. Yang C, Nestadt G, Samuels JF, Doerfler LA. Cross-cultural differences in the perception and understanding of obsessive-compulsive disorder in East Asian and Western cultures. International Journal of Culture and Mental Health, 2018. 1–10. doi:10.1080/17542863.2018.1468786

Prognosis Gangguan Obsesif Kompu...
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 9 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 6 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Apakah praktek dokter umum boleh dispensing obat untuk pasien?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya baru buka praktek mandiri dokter umum, saat visitasi dengan puskesmas disarankan harus ada obat emergency, Selain obat emergency apakah di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.