Diagnosis Gangguan Skizoafektif
Diagnosis gangguan skizoafektif ditegakkan bila ada gejala skizofrenia dan gangguan afektif yang jelas yang muncul bersamaan atau dengan jeda dalam beberapa hari, dalam satu episode penyakit yang sama, dan ketika episode penyakit ini tidak memenuhi kriteria baik untuk skizofrenia, episode depresi, atau mania. Kriteria diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis ICD-X atau DSM-5.[3,6]
Anamnesis
Anamnesis yang lengkap dan menyeluruh mengenai tanda dan gejala yang dialami pasien, termasuk riwayat perjalanan gejala-gejala yang dialami sangat penting dalam penegakan diagnosis. Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarganya, termasuk penelusuran riwayat gangguan psikiatri dan pengobatan sebelumnya.[3,6,8,13]
Wawancara sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menggali gejala-gejala yang terdapat dalam kriteria diagnosis dalam ICD-11 atau DSM-5. Hal ini karena diagnosis yang tepat sangat mempengaruhi farmakoterapi yang akan diberikan.[1–3]
Gejala yang harus pertama kali ditegakkan adalah adanya gejala-gejala schizophrenia yang konsisten. Untuk kecurigaan ke arah tipe depresi, perlu ditanyakan adanya mood yang depresif, penurunan energi, dan kehilangan minat. Untuk kecurigaan ke arah tipe manik, perlu ditanyakan mengenai mood yang ekspansif, euforia, iritabilitas, peningkatan aktivitas atau energi.[1,2]
Pemeriksaan Fisik
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk gangguan skizoafektif. Namun, observasi perilaku dan keadaan fisik pasien mungkin bisa memberikan petunjuk episode yang dialami oleh pasien. Pasien dengan tipe depresi akan menunjukkan perilaku khas depresif dan begitu pula untuk tipe bipolar.[8]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding gangguan skizoafektif mencakup schizophrenia, gangguan bipolar, dan depresi dengan ciri psikotik.
Schizophrenia
Pada gangguan skizoafektif, minimal terdapat periode 2 minggu dimana ada gejala psikotik tanpa disertai adanya gejala gangguan afektif. Namun, harus ada dominasi gejala gangguan afektif berat pada sebagian besar durasi sakit. Bila ada dominasi gejala psikotik pada sebagian besar durasi sakit, maka diagnosis lebih condong ke schizophrenia.[1,3]
Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Pada episode depresi berat dengan gejala psikotik, gejala psikotik terjadi saat ada gejala gangguan afektif, tidak pernah ada periode dimana ada gejala psikotik tanpa disertai adanya gejala gangguan afektif.[1,3]
Gangguan Bipolar
Sama seperti pada depresi berat dengan gejala psikotik, pada gangguan bipolar gejala psikotik hanya terjadi ketika terdapat gejala manik atau depresi berat. Tidak ada periode dimana ada gejala psikotik tanpa adanya gejala gangguan afektif.[1,3]
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian, khususnya skizotipal, paranoid, dan ambang, bisa mempunyai manifestasi mirip dengan gangguan skizoafektif. Gangguan ini bisa menunjukkan adanya mood yang labil, tapi tanpa adanya gejala-gejala psikotik.[1,8]
Penyalahgunaan Zat
Baik gejala putus zat maupun perubahan perilaku akibat penggunaan zat bisa mempunyai gejala mirip dengan gangguan skizoafektif. Yang membedakan adalah bahwa gejala-gejala yang ditemukan hanya muncul ketika zat dikonsumsi atau dihentikan mendadak.[1,8]
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium atau penunjang biologis yang bisa membantu menegakkan diagnosis gangguan skizoafektif. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan sesuai indikasi, misalnya untuk menyingkirkan kemungkinan penyalahgunaan zat.[1]
Kriteria Diagnostik ICD-11
Kriteria diagnostik berdasarkan ICD-11 adalah:
- Semua kriteria diagnostik schizophrenia terpenuhi bersama kriteria diagnostik untuk depresi sedang atau berat, episode manik, atau campuran. Untuk tipe depresi, maka gejala mood depresif harus ada, bukan hanya penurunan energi atau minat.
- Onset dari gejala-gejala schizophrenia bisa simultan atau muncul berselisih beberapa hari
- Durasi dari gejala-gejala yang dialami minimal 1 bulan untuk gejala psikotik maupun afektif
- Gejala-gejala yang timbul bukan manifestasi dari kondisi medis lain atau efek dari obat atau zat yang mempengaruhi sistem saraf pusat.[2]
Kriteria Diagnostik DSM-5
Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-5 adalah:
- Adanya periode sakit tanpa jeda yang di dalamnya terdapat episode gangguan afektif (depresi berat atau manik) bersamaan dengan kriteria gejala utama untuk schizophrenia.
- Waham atau halusinasi ditemukan selama 2 minggu atau lebih dalam perjalanan penyakitnya, ketika tidak ada gejala-gejala episode gangguan afektif.
- Gejala-gejala yang memenuhi kriteria gangguan afektif berat ditemukan pada sebagian besar durasi aktif dan residual dari perjalanan penyakit
- Gejala-gejala yang ditemukan bukan merupakan akibat dari penggunaan zat atau kondisi medis lainnya
Kriteria berdasarkan DSM-5 perlu dispesifikkan apakah termasuk:
- Tipe bipolar, apabila ditemukan episode manik sebagai bagian dari gejala. Bisa juga ditemukan adanya depresi berat
- Tipe depresif, apabila hanya ditemukan episode depresi sebagai bagian dari gejala.[1]