Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gangguan Skizoafektif general_alomedika 2023-01-03T08:09:40+07:00 2023-01-03T08:09:40+07:00
Gangguan Skizoafektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Gangguan Skizoafektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Etiologi gangguan skizoafektif belum diketahui pasti. Kondisi ini diduga bersifat multifaktorial dan melibatkan faktor genetik, sosial, trauma, dan stress.

Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi schizophrenia, gangguan afektif, dan gangguan skizoafektif. Gangguan skizoafektif tipe manik disebabkan karena adanya kerentanan untuk mengalami schizophrenia, mania, dan depresi secara bersamaan pada satu individu. Sementara itu, gangguan skizoafektif tipe depresif disebabkan oleh adanya peningkatan kerentanan untuk mengalami schizophrenia dan depresi secara bersamaan pada satu individu.[3,4]

Faktor Risiko

Faktor risiko gangguan skizoafektif meliputi faktor genetik dan sosiodemografik.

Faktor Genetik

Faktor genetik untuk gangguan skizoafektif ditunjukkan oleh adanya peningkatan risiko pada mereka yang anggota keluarganya mempunyai riwayat schizophrenia, gangguan bipolar, atau gangguan skizoafektif. Meskipun begitu, komponen genetik yang mendasari hal ini belum diketahui dan masih sulit dibedakan dari schizophrenia atau gangguan afektif berat.[3,6,9]

Faktor Sosiodemografik

Faktor risiko untuk gangguan skizoafektif adalah penyalahgunaan zat, usia ayah yang terlalu tua ketika konsepsi, stress psikologis, riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak, sosial ekonomi yang rendah, dan riwayat keluarga dengan schizophrenia. Kondisi sebagai gelandangan juga merupakan faktor risiko signifikan untuk mengalami gangguan psikosis seperti gangguan skizoafektif.[10,11]

Referensi

3. Wy TJP, Saadabadi A. Schizoaffective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541012/
4. Van der Merwe NJ, Karayiorgou M, Ehlers R, Roos JL. Family history identifies sporadic schizoaffective disorder as a subtype for genetic studies. S Afr J Psych, 2020. https://sajp.org.za/index.php/sajp/article/view/1393
6. Brannon GE. Schizoaffective Disorder: Practice Essentials, Background, Pathophysiology and Etiology. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/294763-overview
9. Kendler KS, Ohlsson H, Sundquist J, Sundquist K. Family Genetic Risk Scores and the Genetic Architecture of Major Affective and Psychotic Disorders in a Swedish National Sample. JAMA Psychiatry 2021;78:735–43.
10. Preda A, Bota RG. Schizoaffective disorder - Symptoms, diagnosis and treatment. BMJ, Best Practice US. 2022. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/1199
11. Ayano G, Tesfaw G, Shumet S. The prevalence of schizophrenia and other psychotic disorders among homeless people: a systematic review and meta-analysis. BMC Psychiatry 2019;19:370. https://bmcpsychiatry.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12888-019-2361-7

Patofisiologi Gangguan Skizoafektif
Epidemiologi Gangguan Skizoafektif
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.