Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gangguan Skizoafektif general_alomedika 2023-01-03T08:11:44+07:00 2023-01-03T08:11:44+07:00
Gangguan Skizoafektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gangguan Skizoafektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa gangguan skizoafektif rentan terjadi di usia produktif dan lebih banyak terjadi pada wanita.[3]

Global

Penelitian menunjukkan bahwa 30% kasus gangguan skizoafektif mempunyai onset pada usia 25-35 tahun. Gangguan skizoafektif juga lebih sering terjadi pada perempuan. Diperkirakan bahwa 10-30% kasus psikosis yang dirawat inap adalah akibat gangguan ini. Ada pula penelitian lain yang menyebutkan angka 16-19% dari total kasus psikosis yang dirawat inap.[3,8]

Prevalensi global gangguan skizoafektif adalah 0,3%. Insidensi gangguan ini juga lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki, terutama tipe depresif. Penelitian lain menyebutkan angka lifetime prevalence untuk gangguan skizoafektif adalah 0,5-0,8%.[1,8,11]

Indonesia

Belum ada penelitian yang secara spesifik meneliti epidemiologi gangguan skizoafektif di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi psikosis di Indonesia mencapai 1,8 per 1000 penduduk. Ini mencakup schizophrenia, gangguan skizoafektif, gangguan waham menetap, gangguan bipolar dengan ciri psikotik, dan depresi dengan ciri psikotik.[12]

Mortalitas

Risiko bunuh diri pada pasien dengan gangguan skizoafektif mencapai 5%. Adanya gejala depresi meningkatkan risiko bunuh diri. Gangguan skizoafektif juga berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas 2-2,5 kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum.[1,3,5]

Referensi

1. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022.
3. Wy TJP, Saadabadi A. Schizoaffective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541012/
5. Kesserwani J, Kadra G, Downs J, Shetty H, MacCabe JH, Taylor D, et al. Risk of readmission in patients with schizophrenia and schizoaffective disorder newly prescribed clozapine. J Psychopharmacol, 2019.33:449–58.
8. Miller J, Black DW. Schizoaffective disorder: A challenging diagnosis. Current Psychiatry. 2020 August;19(8):30-37. https://www.mdedge.com/psychiatry/article/226297/schizophrenia-other-psychotic-disorders/schizoaffective-disorder
11. Ayano G, Tesfaw G, Shumet S. The prevalence of schizophrenia and other psychotic disorders among homeless people: a systematic review and meta-analysis. BMC Psychiatry 2019;19:370. https://bmcpsychiatry.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12888-019-2361-7
12. Idaiani S, Yunita I, Tjandrarini DH, Indrawati L, Darmayanti I, Kusumawardani N, et al. Prevalensi Psikosis di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018. jpppk 2019;9–16. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jpppk/article/view/1882

Etiologi Gangguan Skizoafektif
Diagnosis Gangguan Skizoafektif
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 4 jam yang lalu
Langkah Mudah untuk Gunakan Alomedika AI
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter. Dokter, bayangkan kalau pertanyaan rumit bisa dijawab dalam sekejap — itu dia kelebihan fitur Alomedika AI! Cara pakainya gampang, Dok. Ini...
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 11 jam yang lalu
Golden time pemberian ATS setelah tertusuk paku berkarat
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
5 Balasan
Alo Dokter, berapa jam golden time pemberian ATS setelah tertusuk paku berkarat? mohon sharingnya dok 🙏
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Bengkak pada mata tiba-tiba. Diagnosisnya apa ya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin diskusi dok. Pasien anak usia 4 tahun laki2 dengan keluhan bengkak pada mata kanan seperti pada foto yang baru disadari orang tua sejak pagi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.