Patofisiologi Atelektasis
Patofisiologi atelektasis berbeda antara atelektasis obstruktif dan nonobstruktif. Pada atelektasis obstruktif, terjadi absorpsi udara alveolar di bagian distal dari obstruksi. Obstruksi akan menghambat ventilasi ke sejumlah area paru. Perfusi akan terus berlanjut, sehingga pada akhirnya seluruh gas pada segmen yang terkena akan diabsorpsi. Jika ventilasi tidak kembali, jalan napas akan kolaps, menyebabkan atelektasis.[6]
Atelektasis nonobstruktif dapat dibagi lagi menjadi atelektasis kompresi, adhesi, sikatrik, relaksasi, dan replacement. Pada atelektasis kompresi, terjadi penurunan gradien tekanan transmural, sehingga alveolus akan kolaps.
Pada atelektasis adhesi, umumnya terjadi defisiensi atau disfungsi surfaktan yang menyebabkan peningkatan tegangan permukaan alveolus, sehingga alveolus menjadi tidak stabil dan kolaps.
Atelektasis sikatrik sering disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada parenkim paru, misalnya pada tuberkulosis paru, fibrosis paru, dan proses kronik destruktif lainnya.
Atelektasis relaksasi terjadi karena terpisahnya jaringan visceral dan parietal, seperti pada pneumothorax atau efusi pleura. Replacement atelectasis terjadi ketika seluruh alveoli di suatu lobus digantikan dengan jaringan tumor, misalnya pada karsinoma bronkioalveolar.[6]
Seluruh hal tersebut akan berujung dengan penurunan compliance paru, terganggunya oksigenasi, dan peningkatan resistensi vaskular paru.[1]
Penurunan Compliance Paru
Kehilangan volume paru akibat atelektasis menyebabkan siklus inspirasi–ekspirasi terganggu, sehingga dibutuhkan tekanan transpulmonal yang lebih tinggi untuk mencapai volume tidal.[1,5]
Terganggunya Oksigenasi
Atelektasis mengakibatkan kurangnya ventilasi adekuat pada unit paru, sehingga mengganggu oksigenasi sistemik.[1]
Peningkatan Resistensi Vaskular Paru
Hipoksia pada bagian paru yang mengalami atelektasis menyebabkan penurunan tekanan oksigen vena dan alveolar, sehingga mengakibatkan vasokonstriksi pulmonal. Jika fenomena tersebut berlangsung secara luas, dapat terjadi disfungsi ventrikel kanan dan kebocoran cairan mikrovaskular.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli