Epidemiologi Infark Paru
Epidemiologi infark paru secara umum lebih banyak dibahas berdasarkan etiologinya yaitu emboli paru, atau penyakit primer lain yang menyertai. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menerangkan secara epidemiologis khusus mengenai infark paru.[1,2,4]
Global
Insidensi emboli paru secara global yaitu 1 dari 1000 populasi. Emboli paru yang mengakibatkan infark paru sebanyak 16-31%. Hingga saat ini, infark paru paling banyak terjadi pada pasien usia lanjut dengan komorbid, seperti penyakit kardiovaskular dan keganasan. Jarang terjadi pada pasien usia muda yang sehat. Data lain menyebutkan bahwa infark paru terjadi pada 10-15% penderita emboli paru.[1,2,4]
Indonesia
Di Indonesia sendiri, belum ada data resmi yang menyebutkan insidensi dan prevalensi infark paru dan emboli paru, baik dari rumah sakit maupun dinas kesehatan atau pun departemen kesehatan.
Mortalitas
Penyebab kematian pada emboli paru tersering adalah komplikasi infark paru. Sejak tahun 2000 hingga 2015, mortalitas akibat emboli pulmonal menurun dari 13 kematian setiap 100.000 orang per tahun menjadi 7 kematian setiap 100.000 orang per tahun.
Emboli pulmonal menyebabkan rata-rata 40.000 kematian dari tahun 2013 hingga 2015, dan paling banyak terjadi pada wanita usia 15-55 tahun, dibanding usia yang sama pada laki-laki. Kematian pada 30 hari pertama sejak didiagnosis emboli paru sebanyak 31%, sedangkan rasio mortalitas pada dekade pertama setelah didiagnosis emboli paru sebanyak 41%.[8]