Diagnosis Osteoarthritis
Diagnosis osteoarthritis perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan nyeri sendi, kaku pagi hari atau morning stiffness, krepitus, dan limitasi pergerakan atau range of motion (ROM). Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen sendi, yang akan menunjukkan destruksi kartilago yang ditandai oleh adanya osteofit, penyempitan ruang sendi, sklerosis subkondral, dan kista tulang subkondral.[2]
Anamnesis
Keluhan pasien OA pada saat kunjungan ke klinik dapat berbeda-beda tergantung dari progres penyakitnya. Pada stadium awal, sendi pasien masih dapat terlihat normal karena belum ada kerusakan kartilago yang ekstensif. Seiring dengan progresifitas penyakitnya, keluhan yang dirasakan akan semakin bertambah intensitasnya.
Trias gejala osteoarthritis adalah nyeri sendi, kekakuan, dan keterbatasan gerakan. Pasien juga bisa datang dengan keluhan kelemahan otot dan masalah keseimbangan.[2,6]
Nyeri
Nyeri pada osteoarthritis biasanya bersifat dalam, difus, dan progresif. Nyeri biasanya bersifat lokal, bertambah parah dengan aktivitas, dan pada awal penyakit akan membaik dengan analgesik.[2,6]
Kaku Sendi
Kaku sendi pada osteoarthritis biasanya dirasakan pagi hari (morning stiffness). Kaku sendi juga bisa muncul setelah istirahat atau imobilitas dalam beberapa waktu.[2,6]
Keluhan Lain
Pasien osteoarthritis bisa mengeluhkan terbatasnya pergerakan pada sendi yang bermasalah. Sendi juga bisa mengalami bengkak.[2,6]
Faktor Risiko
Pasien yang lebih berisiko mengalami osteoarthritis adalah pasien usia lanjut, individu obesitas, dan pasien dengan aktivitas fisik harian yang memberi beban pada sendi (misalnya pekerja konstruksi atau kuli panggul).[2]
Pemeriksaan Fisik
Osteoarthritis biasanya mempengaruhi sendi interfalangeal proksimal dan distal, sendi pertama karpometakarpal (CMC), sendi pinggul, lutut, sendi metatarsofalangeal pertama, serta sendi servikal dan lumbar. Presentasi osteoarthritis bisa monoartikular atau poliartikular. Pada kasus poliartikular, masing-masing sendi bisa saja berada pada berbagai presentasi tergantung tahap perkembangan penyakit.[2,15]
Pemeriksaan Sendi
Pada inspeksi bisa ditemukan pembesaran tulang dan efusi. Jika dilakukan tes jalan, kadang terlihat antalgic gait. Pada palpasi ada keluhan nyeri tekan pada sendi, krepitasi, keterbatasan gerak, dan nyeri saat dilakukan pemeriksaan ruang lingkup sendi secara pasif.[2,15]
Pada osteoarthritis tangan biasanya ditemukan beberapa tanda klasik seperti nodus Heberden (pembengkakan posterolateral sendi DIP), nodus Bouchard (pembengkakan posterolateral sendi PIP), dan "squaring" di pangkal ibu jari (sendi CMC pertama).[2]
Kriteria Diagnosis Osteoarthritis
Terdapat beberapa panduan yang dapat digunakan untuk kriteria diagnosis osteoarthritis, tapi yang paling sering digunakan adalah pedoman American College of Rheumatology (ACR) dan European League Against Rheumatism (EULAR). Perhimpunan Reumatologi Indonesia menerapkan kriteria berdasarkan ACR seperti dijabarkan di bawah ini.
Kriteria Diagnostik Osteoarthritis Lutut
Berdasarkan kriteria klinis saja (sensitivitas 95%, spesifisitas 69%):
- Nyeri lutut
- Tiga atau lebih dari 6 kriteria berikut: krepitus saat gerakan aktif, kaku sendi kurang dari 30 menit, umur di atas 50 tahun, pembesaran tulang sendi lutut, nyeri tekan tepi tulang, tidak teraba hangat
Berdasarkan klinis dan laboratorium (sensitivitas 92%, spesifisitas 75%):
- Nyeri sendi
- Lima atau lebih dari 9 kriteria berikut: usia di atas 50 tahun, kaku kurang dari 30 menit, krepitus, nyeri tekan tepi tulang, perbesaran tulang, tidak teraba panas, laju endap darah (LED) kurang dari 40 mm/jam, Rheumatoid Factor(RF) di bawah 1,40, serta analisis cairan sinovial ciri khas osteoarthritis
Berdasarkan kriteria klinis dan radiologi (sensitivitas 91%, spesifisitas 86%):
- Nyeri sendi
- Osteofit
- Terdapat 3 kriteria berikut: usia di atas 50 tahun, kaku kurang dari 30 menit, krepitus[16]
Kriteria Diagnostik Osteoarthritis Tangan
Berdasarkan gejala klinis (sensitivitas 92%, spesifisitas 98%):
- Nyeri atau kaku pada tangan
- Tiga atau lebih dari 4 kriteria berikut: perbesaran jaringan pada ≥ 2 dari 10 sendi tangan khusus osteoarthritis, bengkak pada kurang dari 3 sendi MCP, perbesaran jaringan pada ≥ 2 sendi DIP
- Bila perbesaran sendi DIP kurang dari 2, terdapat deformitas pada ≥ 1 dari 10 sendi tangan khusus osteoarthritis
Yang dimaksud dengan 10 sendi tangan khusus osteoarthritis pada kriteria ini adalah sendi ke-2 dan ke-3 DIP, sendi ke-2 dan ke-3 interfalang proksimal (PIP), dan sendi trapeziometakarpal.[16]
Kriteria Diagnostik Osteoarthritis Panggul
Berdasarkan klinis dan laboratorium (sensitivitas 86%, spesifisitas 75%):
- Nyeri sendi panggul atau koksa
- Setidaknya satu dari 2 kriteria berikut: (a) rotasi internal sendi panggul 15° atau lebih, nyeri pada rotasi internal, kaku ≤60 menit, usia > 50 tahun; (b) rotasi internal kurang dari 15°, LED ≤45 mm/jam, fleksi sendi ≤115° (bila tidak dapat dilakukan LED)
Berdasarkan klinis, laboratorium, dan radiologi (sensitivitas 89%, spesifisitas 91%):
- Nyeri sendi panggul atau koksa
- Setidaknya 2 dari 3 kriteria berikut: LED < 20 mm/jam, osteofit femoral atau asetabular, penyempitan celah sendi (superior, aksial, atau medial)[16]
Diagnosis Banding
Diagnosis lain yang harus dipikirkan dan disingkirkan pada kasus yang dicurigai osteoarthritis adalah gout dan rheumatoid arthritis.
Pada penderita gout sangat jelas tanda kemerahan dan hangat pada sendi yang bermasalah, diikuti dengan hiperurisemia. Sifat nyeri pada gout mendadak dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas.[17]
Rheumatoid Arthritis
Pada rheumatoid arthritis, selain gejala pada artikuler juga terdapat gejala ekstraartikuler seperti gejala sistemik malaise, kelelahan, demam, penurunan berat badan, dan rasa lemah. Pada pemeriksaan laboratorium rheumatoid factor ditemukan positif pada 70-80% pasien.[18]
Bursitis
Bursitis bersifat mendadak, menetap beberapa hari dan akan ada perbaikan gejala dengan beristirahat. Pada pemeriksaan USG biasanya tervisualisasi penumpukan lemak diatas bursa.[19]
Nekrosis Avaskular
Diagnosis nekrosis avaskular dilakukan dengan bone scan. Pemeriksaan bone scan diawali dengan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah. Zat tersebut akan menuju ke daerah tulang yang mengalami gangguan dan akan tertangkap saat dilakukan foto dengan kamera gamma.[20]
Arthritits Septik
Untuk diagnosis arthritis septik dilakukan arthrocentesis pada sendi yang bermasalah, yaitu pengambilan sampel cairan sendi dengan menggunakan jarum khusus untuk mengetahui tanda-tanda infeksi. Selain itu biasa ditemukan tanda-tanda peradangan akibat infeksi melalui pemeriksaan darah.[20]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis osteoarthritis adalah pemeriksaan radiologi dan laboratorium.
Radiologi
Pada pemeriksaan rontgen sendi dapat ditemukan osteofit, penyempitan ruang sendi, sklerosis subkondral, dan kista tulang subkondral.
Pada pemeriksaan MRI sendi dapat ditemukan penyempitan ruang sendi, perubahan subkondral, osteofit, efusi, kerusakan meniskus, tendon, dan otot.[6,16]
Laboratorium
Pemeriksaan darah tidak rutin dilakukan untuk menegakkan diagnosis osteoarthritis, tetapi diperlukan untuk menyingkirkan tanda-tanda infeksi akibat arthritis septik serta pemeriksaan rheumatoid factor untuk menyingkirkan diagnosis rheumatoid arthritis.
Jika dilakukan artrosentesis, pada osteoarthritis bisa ditemukan leukosit kurang 2000 u/L dengan dominasi mononuklear, tidak terdapat deposit kristal, dan tidak ditemukan patogen.[6,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan