Prognosis Penyakit Behcet
Prognosis Behcet’s disease atau penyakit Behcet bervariasi dan berhubungan dengan lokasi lesi, tingkat keparahan, serta keterlibatan organ. Aneurisma merupakan komplikasi pada penyakit Behcet yang sangat diwaspadai karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien.[3,4]
Keterlibatan oftalmologi yang tidak terkontrol dalam bentuk uveitis anterior dan posterior dapat menyebabkan pasien kehilangan penglihatan. Keterlibatan neurologis menunjukkan progresivitas penyakit Behcet yang buruk yang dapat menyebabkan defisit neurologis permanen atau bahkan kematian.[10,15]
Komplikasi
Penyakit Behcet dikaitkan dengan beberapa komplikasi potensial yang berlangsung seumur hidup, yang sebagian besar disebabkan oleh keterlibatan mata atau neurologis.[3,10,15]
Pasien dengan uveitis terkait hipopion dan keterlibatan retina mempunyai risiko tinggi mengalami kebutaan permanen. Pasien yang mengalami uveitis anterior dan posterior juga berisiko tinggi mengalami kebutaan.[10,15]
Selain itu, keterlibatan saraf pusat pada penyakit Behcet dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, defisit neurologis yang permanen, dan meningkatkan risiko mortalitas. Ruptur aneurisma arteri koroner atau pulmonal juga dikaitkan sebagai salah satu dari komplikasi pada penyakit Behcet yang memiliki risiko kematian tinggi.
Komplikasi lainnya dari penyakit Behcet adalah meningkatnya insiden keguguran akibat vaskulitis plasenta pada ibu hamil dengan penyakit Behcet.[3,5,10]
Prognosis
Prognosis yang buruk dan angka kematian yang lebih tinggi pada penyakit Behcet berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki dan timbulnya penyakit pada usia yang lebih muda. Penyebab utama kematian pada penyakit Behcet adalah rupturnya aneurisma arteri koroner dan paru, serta keterlibatan neurologis dan gastrointestinal yang luas.[3,4]
Namun, lebih dari 60% pasien penyakit Behcet dilaporkan mengalami remisi setelah melewati tahun-tahun awal ketika penyakit ini paling aktif. Selain itu, sebagian besar pasien pada akhirnya menunjukkan perbaikan dalam serangan penyakit, morbiditas, dan penurunan risiko mortalitas.[3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda