Diagnosis Karsinoma Laring
Diagnosis pasti karsinoma laring bisa diperoleh dari hasil biopsi jaringan yang kemudian diperiksa histopatologinya. Pemeriksaan radiologi dapat membantu menilai metastasis, misalnya pemeriksaan CT, MRI, dan positron emission tomography atau PET scan.[1]
Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui keluhan dan faktor risiko pasien. Karsinoma laring mengganggu struktur dan fungsi laring, sehingga manifestasi klinis yang terjadi bervariasi tergantung pada lokasi yang terlibat dan reaksi inflamasi yang terjadi.[1-3]
Pada lesi di supraglotis, umumnya keluhan utama adalah nyeri tenggorokan dan nyeri telan menetap, yang diikuti dengan suara serak dan kesulitan menelan. Pada lesi di glotis, keluhan utama adalah suara serak yang disebabkan oleh imobilitas pita suara, yang diikuti nyeri telan dan nyeri alih telinga. Pada lesi di subglotis, keluhan utama adalah kesulitan bernapas karena obstruksi saluran napas atas.[2,12]
Keluhan lain yang dapat terjadi adalah batuk kronis, hemoptisis, massa pada leher, perubahan kualitas suara, sesak napas, aspirasi, halitosis, lemas, dan penurunan berat badan. Individu dengan karsinoma laring memiliki risiko tinggi metastasis ke paru.[2,12]
Anamnesis juga perlu menggali faktor risiko, seperti kebiasaan merokok, alkoholisme, riwayat karsinoma laring di keluarga, infeksi virus tertentu, refluks empedu, paparan zat kimia tertentu dalam pekerjaan, serta riwayat displasia pita suara.[1,2,4]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dari telinga untuk menilai ada tidaknya efusi telinga tengah atau otitis eksterna. Pemeriksaan rongga mulut dan orofaring dilakukan untuk menilai ada tidaknya massa atau leukoplakia dari dinding faring posterior, tonsil, permukaan lidah, dasar mulut, dan pangkal lidah. Selain itu, evaluasi juga gigi pasien.[2,12]
Pemeriksaan laring dilakukan secara tidak langsung dengan kaca laring atau secara langsung dengan laringoskopi untuk menilai mobilitas pita suara, lokasi, serta perluasan tumor. Palpasi leher dilakukan untuk menilai massa atau pembesaran kelenjar getah bening, serta nodul atau massa tiroid dan parotid.[2,12]
Pada pemeriksaan toraks, dokter mungkin menemukan stridor dan penurunan suara napas. Pasien juga mungkin mengalami ketidakseimbangan hemodinamik (catastrophic vascular-aerodigestive fistula).[12]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding karsinoma laring adalah laringitis, sarkoidosis, tuberkulosis, dan granulomatosis Wegener.
Laringitis
Umumnya, laringitis didahului oleh infeksi saluran napas atas. Gejala berlangsung <7 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya. Untuk membedakan kasus laringitis dan karsinoma, dokter dapat melakukan pemeriksaan laringoskopi indirek.[1,2,4]
Laringitis Fungal
Umumnya, laringitis fungal berhubungan dengan infeksi rongga mulut dan orofaring. Penyakit ini lebih sering terjadi pada individu imunokompromais dan umumnya tidak menunjukkan massa di leher. Dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsi dan kultur jamur untuk membedakan kondisi ini dengan keganasan.[1,4]
Sarkoidosis
Pada sarkoidosis, ada keluhan berupa demam, anoreksia, artralgia, kongesti, obstruksi nasal, dan sesak saat aktivitas. Pada pemeriksaan fisik, ada localized pale oedema. Sementara itu, pada pemeriksaan laringoskopi, tampak adanya nodul submukosa. Pada pemeriksaan histopatologi, tampak noncaseating granulomas. Pada pemeriksaan rontgen toraks, tampak hilar adenopathy.[1,2]
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru (TB) memiliki gejala klinis berupa batuk berdahak ≥2 minggu diikuti batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, dan keringat malam hari. Pada pemeriksaan laringoskopi, lesi nodul multipel yang serupa dengan karsinoma laring mungkin tampak, sehingga biopsi dan kultur mungkin dibutuhkan untuk membedakannya. Pada saat pemeriksaan sputum, sampel pasien TB akan menunjukkan bakteri tahan asam (BTA) positif. Sementara itu, pada rontgen toraks, tampak infiltrat atau kavitas.[1,4]
Granulomatosis Wegener
Pasien granulomatosis Wegener datang dengan keluhan kongesti nasal, nasal crusting, batuk, kesulitan bernapas, hematuria, serta riwayat granulomatosis dengan poliangiitis. Pada pemeriksaan laringoskopi, ditemukan mukosa eritema dan penyempitan subglotis. Dokter juga dapat memeriksa kadar cytoplasmic staining antineutrophil cytoplasmic antibodies. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 65–75%.[1,3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada karsinoma laring dilakukan untuk menegakkan diagnosis, menentukan stadium, serta merencanakan tindakan.[2]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi dapat menilai derajat infiltrasi lokal, keterlibatan kelenjar getah bening regional, serta metastasis. Pemeriksaan radiologi yang bisa dilakukan adalah CT, MRI, dan positron emission tomography (PET).[1,2]
Pemeriksaan CT dan MRI dapat menunjukkan perluasan tumor ke dalam jaringan lunak di sekitarnya, preepiglottic space, serta invasi melalui ligamentum tirohyoid dan invasi tulang rawan. Sementara itu, PET dapat menunjukkan metastasis di berbagai bagian tubuh dengan mendeteksi sinyal metabolisme dari sel dengan aktivitas metabolisme tinggi seperti sel kanker.[2,13]
Panendoskopi dan Biopsi
Biopsi menggunakan panendoskopi langsung dapat dikombinasikan dengan CT atau aspirasi jarum halus (fine needle aspiration/FNA). Pemeriksaan dilakukan pada massa leher dengan bantuan anestesi umum. Sampel kemudian diperiksa histopatologinya untuk mengetahui jenis dan stadium kanker, serta perencanaan tindakan.[1,2]
Mayoritas gambaran histopatologi karsinoma laring adalah karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi baik. Varian lainnya adalah verrucous carcinoma, spindle cell carcinoma, basaloid-squamous cell carcinoma, dan papillary squamous cell carcinoma.[1-4]
Klasifikasi Karsinoma Laring
Karsinoma laring diklasifikasikan berdasarkan American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010. Klasifikasi mengikuti sistem TNM, yaitu tumor, nodus, dan metastasis.[12]
Tumor Primer (T)
Berdasarkan lokasi tumor primernya, karsinoma laring dibedakan menjadi karsinoma laring area supraglotis, glotis, atau subglotis.[12]
Supraglotis:
- Tx: tumor primer tidak bisa ditentukan
- Tis: karsinoma in situ
- T1: tumor terbatas di satu sub-site dari supraglotis dengan pergerakan pita suara normal
- T2: tumor menginvasi mukosa lebih dari satu sub-site di supraglotis atau glotis atau di luar supraglotis (seperti di mukosa pangkal lidah, valekula, atau dinding medial sinus piriformis) tanpa fiksasi laring
- T3: tumor terbatas di laring dengan fiksasi pita suara dan/atau menginvasi post krikoid, ruang pre-epiglotis, ruang paraglotis, dan/atau inner cortex kartilago tiroid
- T4a: moderately advanced local disease di mana tumor menginvasi outer cortex kartilago tiroid dan/atau meluas ke jaringan ekstra laring (trakea, kartilago krikoid, jaringan lunak leher, termasuk otot ekstrinsik dalam dari lidah, otot-otot strap, tiroid, atau esofagus)
- T4b: very advanced local disease di mana tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis, atau struktur mediastinum[12]
Glotis:
- Tx: tumor primer tidak bisa ditentukan
- Tis: karsinoma in situ
- T1: tumor terbatas pada pita suara, dapat melibatkan komisura anterior atau posterior, pergerakan normal
- T1a: tumor terbatas pada satu pita suara
- T1b: tumor melibatkan kedua pita suara
- T2: tumor meluas sampai ke supraglotis dan/atau subglotis dan/atau dengan gangguan pergerakan pita suara
- T3: tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara dan/atau menginvasi ruang paraglotis dan/atau inner cortex kartilago tiroid
- T4a: moderately advanced local disease di mana tumor menginvasi outer cortex kartilago tiroid dan/atau meluas ke jaringan ekstra laring (trakea, kartilago krikoid, jaringan lunak leher, termasuk otot ekstrinsik dalam dari lidah, otot-otot strap, tiroid, atau esofagus)
- T4b: very advanced local disease di mana tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis, atau struktur mediastinum[12]
Subglotis:
- Tx: tumor primer tidak bisa ditentukan
- Tis: karsinoma in situ
- T1: tumor terbatas pada subglotis
- T2: tumor meluas ke pita suara dengan atau tanpa gangguan pergerakan
- T3: tumor terbatas di laring dengan fiksasi pita suara dan/atau menginvasi ruang paraglotis dan/atau inner cortex kartilago tiroid
- T4a: moderately advanced local disease di mana tumor menginvasi outer cortex kartilago tiroid dan/atau meluas ke jaringan ekstra laring (trakea, kartilago krikoid, jaringan lunak leher, termasuk otot ekstrinsik dalam dari lidah, otot-otot strap, tiroid, atau esofagus)
- T4b: very advanced local disease di mana tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis, atau struktur mediastinum[12]
Penjalaran ke Kelenjar Limfe (N)
Penyebaran ke kelenjar limfe dapat dibedakan menjadi:
- Nx: keterlibatan kelenjar limfe regional tidak tidak bisa ditentukan
- N0: tidak terdapat metastasis ke kelenjar getah bening regional
- N1: ada metastasis pada satu kelenjar limfe ipsilateral dengan ukuran diameter terpanjang ≤3 cm
- N2: ada metastasis pada satu kelenjar limfe ipsilateral dengan ukuran diameter terpanjang >3 cm tetapi tidak >6 cm, atau ada metastasis pada beberapa kelenjar limfe ipsilateral dengan ukuran diameter terpanjang tidak >6 cm, atau ada metastasis pada kelenjar limfe bilateral atau kontralateral dengan ukuran diameter terpanjang tidak >6 cm
- N2a: ada metastasis pada satu kelenjar limfe ipsilateral dengan ukuran diameter terpanjang >3 cm tetapi tidak >6 cm
- N2b: ada metastasis pada beberapa kelenjar limfe ipsilateral dengan ukuran diameter terpanjang tidak >6 cm
- N2c: ada metastasis pada kelenjar limfe bilateral atau kontralateral dengan ukuran diameter terpanjang tidak >6 cm
- N3: ada metastasis kelenjar limfe dengan diameter terpanjang >6 cm[12]
Metastasis Jauh (M)
Metastasis dapat dibedakan menjadi:
- M0: tidak ada metastasis jauh
- M1: terdapat metastasis jauh[12]
Staging Karsinoma Laring
Setelah TNM ditentukan, karsinoma laring dapat dibedakan menjadi stage berikut:
- 0: Tis N0 M0
- 1: T1 N0 M0
- 2: T2 N0 M0
- 3: T3 N0 M0 atau T1 N1 M0 atau T2 N1 M0 atau T3 N1 M0
- 4a: T4a N0 M0 atau T4a N1 M0 atau T1 N2 M0 atau T2 N2 M0 atau T3 N2 M0 atau T4a N2 M0
- 4b: T4b N apa pun M0 atau T apa pun N3 M0
- 4c: T apa pun N apa pun M1[12]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur