Epidemiologi Kolesteatoma
Data epidemiologi menunjukkan bahwa insidensi kolesteatoma pada populasi umum sebesar 3,7-13,9 per 100.000 penduduk.[15]
Global
Insidens kolesteatoma pada anak sebesar 3 per 100.000 penduduk dan 9,2 per 100.000 penduduk pada dewasa. Sebagian besar kolesteatoma merupakan tipe acquired. Kolesteatoma tipe kongenital terjadi pada 2% penderita kolesteatoma telinga tengah.
Penelitian yang dilakukan di Brazil menunjukkan bahwa 24,5% penderita otitis media kronis akan mengalami kolesteatoma dengan rerata usia 34,49 tahun. Sebagian besar penderita berjenis kelamin wanita dan mengalami lesi di telinga kanan. Penderita memiliki risiko 7 hingga 20% untuk mengalami kolesteatoma pada telinga kontralateral.[1,3,5,10]
Penelitian yang dilakukan di Italia juga menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. Rerata penderita berusia 41,2 tahun dengan predileksi penderita berjenis kelamin wanita. Sebagian besar penderita mengeluhkan adanya kehilangan pendengaran dan otorrhea. Sebanyak 64,5% penderita menjalani operasi kanaloplasti sebagai tata laksana.[16]
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada penderita otitis media kronis dengan kolesteatoma. Bakteri lain yang dapat dijumpai, antara lain Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, dan Aspergillus.[17]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi yang dapat menunjukkan angka kejadian kolesteatoma secara nasional di Indonesia.
Mortalitas
Kolesteatoma dapat menyebabkan mortalitas terutama pada kasus komplikasi intrakranial. Meski demikian, mortalitas akibat kolesteatoma sangat jarang. Namun kolesteatoma dapat menyebabkan tuli yang permanen.[18,25]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja